Israel Banjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Putus Asa karena Gagal Kalahkan Hamas
loading...
A
A
A
Dengan judul “Banjir dan Bom: Begini Cara Mesir Menangani Terowongan Penyelundupan Hamas”, surat kabar Israel; Yisrael Hayom, adalah salah satu dari banyak media Israel yang menghubungkan antara strategi Mesir dan apa yang mereka yakini harus dilakukan Israel di Gaza pada saat ini.
Pada hari Selasa, The Wall Street Journal melaporkan bahwa tentara Israel sebenarnya telah mulai memanfaatkan strategi Mesir, yaitu memompa air laut ke dalam terowongan Gaza yang diduda menjadi markas persembunyian Hamas.
Citra satelit yang dianalisis oleh berbagai organisasi media, termasuk NBC News, menunjukkan pipa air besar dimulai dari Laut Mediterania dan berakhir di berbagai bagian pantai Jalur Gaza.
Meskipun Amerika, diharapkan, antusias dengan gagasan membanjiri terowongan Gaza sebagai upaya terakhir Israel untuk mengalahkan Hamas, negara-negara lain telah memperingatkan terhadap langkah tersebut.
Dmitry Polianskiy, Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, misalnya, telah memperingatkan bahwa membanjiri terowongan bawah tanah Gaza dengan air laut adalah kejahatan perang.
Kejahatan perang karena akan mencemari air bawah tanah yang sudah sangat asin di Gaza, serta merusak lingkungan secara permanen.
Selain itu, menurut Polianskiy, kemungkinan besar banyak warga sipil Palestina bersembunyi di bawah tanah untuk menghindari kengerian perang Israel, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 18.000 orang.
Penulis dan analis Palestina Ramzy Baroud mengatakan taktik militer Zionis Israel ini adalah upaya putus asa karena gagal mengalahkan Hamas dalam perang.
"Membanjiri beberapa terowongan, betapapun kejamnya, merupakan tindakan putus asa, hanya karena hal ini didasarkan pada pemahaman yang salah bahwa jaringan terowongan terhubung sedemikian rupa sehingga membanjiri satu terowongan di Beit Layha, di utara, akan membanjiri terowongan lainnya di Rafah, di selatan," katanya.
Pada hari Selasa, The Wall Street Journal melaporkan bahwa tentara Israel sebenarnya telah mulai memanfaatkan strategi Mesir, yaitu memompa air laut ke dalam terowongan Gaza yang diduda menjadi markas persembunyian Hamas.
Citra satelit yang dianalisis oleh berbagai organisasi media, termasuk NBC News, menunjukkan pipa air besar dimulai dari Laut Mediterania dan berakhir di berbagai bagian pantai Jalur Gaza.
Kejahatan Perang
Meskipun Amerika, diharapkan, antusias dengan gagasan membanjiri terowongan Gaza sebagai upaya terakhir Israel untuk mengalahkan Hamas, negara-negara lain telah memperingatkan terhadap langkah tersebut.
Dmitry Polianskiy, Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, misalnya, telah memperingatkan bahwa membanjiri terowongan bawah tanah Gaza dengan air laut adalah kejahatan perang.
Kejahatan perang karena akan mencemari air bawah tanah yang sudah sangat asin di Gaza, serta merusak lingkungan secara permanen.
Selain itu, menurut Polianskiy, kemungkinan besar banyak warga sipil Palestina bersembunyi di bawah tanah untuk menghindari kengerian perang Israel, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 18.000 orang.
Tindakan Putus Asa
Penulis dan analis Palestina Ramzy Baroud mengatakan taktik militer Zionis Israel ini adalah upaya putus asa karena gagal mengalahkan Hamas dalam perang.
"Membanjiri beberapa terowongan, betapapun kejamnya, merupakan tindakan putus asa, hanya karena hal ini didasarkan pada pemahaman yang salah bahwa jaringan terowongan terhubung sedemikian rupa sehingga membanjiri satu terowongan di Beit Layha, di utara, akan membanjiri terowongan lainnya di Rafah, di selatan," katanya.