Eks Diplomat AS Akui Standar Ganda Perlakuan untuk Israel Dibanding Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) Josh Paul mengecam "standar ganda" dalam kebijakan Israel-Palestina pemerintahan Presiden Joe Biden setelah serangan 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza.
Paul mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa sangat sedikit yang telah dilakukan untuk mengatur penjualan senjata ke Israel, berbeda dengan penjualan yang dilakukan ke Ukraina setelah invasi Rusia.
Jika menyangkut Ukraina, itu menjadi sasaran diskusi internal menyeluruh mengenai senjata apa yang tepat dan bagaimana senjata tersebut akan digunakan.
Perbedaan dalam cara Ukraina dan Israel diperlakukan terlihat di seluruh dunia, menurut dia.
“Ada tingkat standar ganda yang mencolok,” ujar dia.
“Dan hal ini telah menyebabkan, saya pikir sudah jelas, adalah keengganan negara-negara global Selatan untuk semakin mendukung kita terkait Ukraina, dengan mengatakan, 'mengapa kami harus memilih bersama Anda untuk menentang Rusia di PBB ketika kemunafikan Anda begitu terang-terangan, saat Anda tidak membela Palestina?'” papar dia.
Kelonggaran yang diberikan kepada Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 mungkin didorong oleh emosi, menurut Paul.
“Tetapi bukan tugas pemerintah untuk memberikan tanggapan emosional,” ungkap dia. “Adalah tugas pemerintah untuk bersikap rasional, memikirkan konsekuensinya, dan menurut saya banyak hal yang hilang.”
Josh Paul menjadi berita utama pada tanggal 18 Oktober ketika dia mengundurkan diri dari Biro Urusan Politik-Militer Departemen Luar Negeri AS selama serangan gencar Israel yang didukung AS di Gaza.
Paul mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa sangat sedikit yang telah dilakukan untuk mengatur penjualan senjata ke Israel, berbeda dengan penjualan yang dilakukan ke Ukraina setelah invasi Rusia.
Jika menyangkut Ukraina, itu menjadi sasaran diskusi internal menyeluruh mengenai senjata apa yang tepat dan bagaimana senjata tersebut akan digunakan.
Perbedaan dalam cara Ukraina dan Israel diperlakukan terlihat di seluruh dunia, menurut dia.
“Ada tingkat standar ganda yang mencolok,” ujar dia.
“Dan hal ini telah menyebabkan, saya pikir sudah jelas, adalah keengganan negara-negara global Selatan untuk semakin mendukung kita terkait Ukraina, dengan mengatakan, 'mengapa kami harus memilih bersama Anda untuk menentang Rusia di PBB ketika kemunafikan Anda begitu terang-terangan, saat Anda tidak membela Palestina?'” papar dia.
Kelonggaran yang diberikan kepada Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 mungkin didorong oleh emosi, menurut Paul.
“Tetapi bukan tugas pemerintah untuk memberikan tanggapan emosional,” ungkap dia. “Adalah tugas pemerintah untuk bersikap rasional, memikirkan konsekuensinya, dan menurut saya banyak hal yang hilang.”
Josh Paul menjadi berita utama pada tanggal 18 Oktober ketika dia mengundurkan diri dari Biro Urusan Politik-Militer Departemen Luar Negeri AS selama serangan gencar Israel yang didukung AS di Gaza.