Eks Diplomat AS Akui Standar Ganda Perlakuan untuk Israel Dibanding Ukraina

Sabtu, 09 Desember 2023 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Paul menyebutkan meskipun kebijakan difokuskan untuk memastikan peristiwa 7 Oktober tidak terulang kembali, dia yakin peristiwa sebelum tanggal tersebut harus diatasi juga.

“Anda tahu, pada tanggal 6 Oktober, saya mencoba menelepon Defense of Children International Palestine; (mereka) mengumumkan bahwa ini adalah tahun paling mematikan sejauh ini bagi anak-anak di Tepi Barat, saya yakin lebih dari 42 orang telah terbunuh pada saat itu,” ujar dia, seraya menambahkan kekerasan yang dilakukan pemukim di Tepi Barat dan blokade Gaza juga semakin intens.

Permusuhan saat ini di Gaza dimulai ketika serangan pimpinan Hamas terhadap Israel menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel.

Sebagai tanggapan, Israel mengebom Jalur Gaza dan menyerbunya, menewaskan lebih dari 17.000 warga Palestina termasuk lebih dari 6.150 anak-anak, dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di wilayah kantong tersebut.

Bencana Kebijakan Luar Negeri


Saat ditanya soal pengiriman senjata AS ke Arab Saudi saat perang di Yaman, Paul mengatakan banyak kesalahan yang beberapa di antaranya masih dilakukan hingga saat ini.

Namun, dia mencatat perubahan kebijakan selama bertahun-tahun.

“Hal pertama yang dilakukan pemerintahan Biden setelah menjabat, dalam waktu 20 menit setelah dilantik, adalah menangguhkan dua penjualan senjata ke koalisi pimpinan Saudi dalam konteks Yaman,” ujar dia, menunjukkan pengaruh yang bisa dilakukan AS terhadap sekutu. “Dan penjualan tersebut masih ditangguhkan saat ini.”

Pada saat itu, Paul merasa kehadirannya membawa perubahan positif dan dia lebih berguna di dalam negara dibandingkan di luar negara.

Namun, keengganan pemerintah saat ini untuk memberi syarat pasokan senjata ke Israel, meskipun ada upayanya untuk mengangkat masalah ini – tidak hanya membuat dia ingin menyerukan hal ini secara terbuka, namun dia juga menyampaikan kekhawatiran atas reputasi global Amerika Serikat.

“Saya pikir ini adalah bencana kebijakan luar negeri,” ungkap dia. “Saya pikir ini menimbulkan kerusakan besar.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)