Mengenal Aljabri, Eks Mata-mata Saudi yang Diburu 50 Pembunuh Bayaran

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 11:02 WIB
loading...
A A A
Aljabri mengklaim dalam dokumen tersebut bahwa dia secara unik dilaporkan ke polisi karena secara eksistensial mengancam Putra Mahkota bin Salman dengan menggandeng Amerika Serikat.

Dia memberikan informasi intelijen kepada AS yang mengaitkan Mohammad bin Salman dengan pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Saudi yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

Putra Mahkota Mohammad bin Salman membantah memerintahkan pembunuhan terhadap jurnalis tersebut. Jenazah Khashoggi tidak pernah ditemukan, tetapi Arab Saudi telah menghukum mati lima orang dalam proses pengadilan yang dicibir penyelidik PBB.

Aljabri mengatakan para pembunuh bayaran menemukan jejaknya menggunakan spyware yang terpasang di ponselnya.

Dia bersyukur karena para pembunuh bayaran itu ditolak masuk di bandara Kanada setelah menimbulkan kecurigaan ketika mereka berpura-pura tidak mengenal satu sama lain.

Mereka mencoba masuk dengan visa turis, tetapi digagalkan ketika pejabat Kanada menemukan foto kedua pria itu bersama, yang membuktikan bahwa mereka bepergian bersama.

Tom Malinowski, anggota Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS, mengatakan bahwa tuduhan dalam gugatan tersebut dapat dipercaya. "Ketika seseorang yang kita kenal bertanggung jawab atas penculikan, penyerahan, pembunuhan dan penyiksaan orang lain dalam kategori ini dikirim Anda menerima pesan teks yang memperingatkan bahwa hal-hal buruk akan menimpa Anda, cukup adil untuk berasumsi bahwa dia serius," katanya.

Pemerintah Arab Saudi maupun Putra Mahkota Mohammad bin Salman belum berkomentar atas gugatan yang diajukan mantan mata-mata top Arab Saudi itu.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1834 seconds (0.1#10.140)