Bagaimana AI Habsora Israel Bunuh 16.000 Warga Gaza dengan Kedok Matematika?
loading...
A
A
A
Mhajne menjelaskan, "Jika Anda mengobarkan perang pada skala seperti yang Anda lakukan saat ini di Gaza, seberapa banyak yang bisa Anda ulas?"
Seorang pakar Israel dalam penggunaan AI untuk militer, yang berbicara kepada MEE tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa melakukan peninjauan manusia terhadap setiap target yang dibuat oleh AI di Gaza adalah “tidak mungkin dilakukan sama sekali”.
Dia menambahkan, algoritma tersebut tidak menjelaskan bagaimana mencapai kesimpulannya, sehingga sulit untuk memeriksa validitas hasil serangan.
Karena Israel memperkirakan Gaza menampung sekitar 30.000 anggota Hamas, para ahli khawatir akan banyaknya korban sipil yang mungkin timbul karena mengandalkan sistem tersebut.
Militer Israel dilaporkan yakin telah membunuh 1.000-2.000 anggota Hamas di Gaza sejak 7 Oktober.
Lebih dari 16.000 warga Palestina telah terbunuh dalam kurun waktu tersebut, termasuk 6.150 anak-anak.
“Kita berbicara tentang ribuan warga sipil yang terbunuh (karena penggunaan) teknologi tersebut,” ujar Mona Shtaya, peneliti non-residen di Tahrir Institute for Middle East Policy yang berbasis di Washington, kepada MEE.
Menurut Shtaya, penggunaan AI oleh Israel sebagai alat militer dan pengawasan bukanlah hal baru dan juga bukan hal yang tidak terduga.
“AI adalah bagian dari sistem pengawasan yang lebih besar, di mana warga Palestina hidup di bawah pengawasan terus-menerus,” ujar dia.
Pada tahun 2021, investigasi Washington Post mengungkapkan tentara Israel menggunakan program pengenalan wajah yang ekstensif untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap warga Palestina di kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki.
Seorang pakar Israel dalam penggunaan AI untuk militer, yang berbicara kepada MEE tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa melakukan peninjauan manusia terhadap setiap target yang dibuat oleh AI di Gaza adalah “tidak mungkin dilakukan sama sekali”.
Dia menambahkan, algoritma tersebut tidak menjelaskan bagaimana mencapai kesimpulannya, sehingga sulit untuk memeriksa validitas hasil serangan.
Karena Israel memperkirakan Gaza menampung sekitar 30.000 anggota Hamas, para ahli khawatir akan banyaknya korban sipil yang mungkin timbul karena mengandalkan sistem tersebut.
Militer Israel dilaporkan yakin telah membunuh 1.000-2.000 anggota Hamas di Gaza sejak 7 Oktober.
Lebih dari 16.000 warga Palestina telah terbunuh dalam kurun waktu tersebut, termasuk 6.150 anak-anak.
“Kita berbicara tentang ribuan warga sipil yang terbunuh (karena penggunaan) teknologi tersebut,” ujar Mona Shtaya, peneliti non-residen di Tahrir Institute for Middle East Policy yang berbasis di Washington, kepada MEE.
Sistem Pengawasan yang Lebih Luas
Menurut Shtaya, penggunaan AI oleh Israel sebagai alat militer dan pengawasan bukanlah hal baru dan juga bukan hal yang tidak terduga.
“AI adalah bagian dari sistem pengawasan yang lebih besar, di mana warga Palestina hidup di bawah pengawasan terus-menerus,” ujar dia.
Pada tahun 2021, investigasi Washington Post mengungkapkan tentara Israel menggunakan program pengenalan wajah yang ekstensif untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap warga Palestina di kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki.