Siapa Sosok Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas?

Rabu, 29 November 2023 - 11:15 WIB
loading...
Siapa Sosok Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas?
Yahya Sinwar merupakan pemimpin Hamas di Gaza. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Sosok Yahya Sinwar kini mulai dibicarakan usai muncul dan berpidato di Gaza. Pria berambut putih salju dan alis hitam ini rupanya menjadi salah satu orang yang paling dicari rezim kolonial Israel.

Perlu diketahui jika Sinwar merupakan pemimpin sayap politik Hamas di Gaza. Bisa dibilang jika orang ini menjadi orang penting atas segala sesuatu yang terjadi oleh Hamas di kota Gaza ketika terjadi peperangan.

Menjadi orang penting di Hamas, Sinwar tentu bukanlah orang yang sembarangan. Dalam pidatonya, nampak ia adalah pemimpin yang tegas dalam upaya pembebasan Palestina dari genggaman penjajah Israel.

Mengenal Sosok Yahya Sinwar


Yahya Sinwar adalah seorang politisi Palestina yang menjadi pemimpin sayap politik Hamas, organisasi Islam Sunni yang menguasai Jalur Gaza. Ia terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada Februari 2017, menggantikan Ismail Haniyeh.

Dilansir dari laman Counter Extremism, Sinwar lahir pada tahun 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis, ketika Jalur Gaza berada di bawah kekuasaan Mesir.

Keluarganya diusir atau melarikan diri dari Al-Majdal Asqalan (Ashkelon) selama Perang Arab-Israel 1948, dan mencari perlindungan di Jalur Gaza.

Sinwar pertama kali ditangkap pada tahun 1982 karena kegiatan subversif dan ia menjalani beberapa bulan di penjara Far’a di mana ia bertemu dengan aktivis Palestina lainnya, termasuk Salah Shehade, dan mengabdikan dirinya untuk perjuangan Palestina.

Setelah itu, ia ditangkap lagi pada tahun 1985, setelah dibebaskan ia bersama dengan Rawhi Mushtaha mendirikan Munazzamat al Jihad w’al-Dawa (Majd), organisasi yang bekerja, antara lain, untuk mengidentifikasi kolaborator Israel di antara penduduk Palestina, yang pada tahun 1987 menjadi “polisi” Hamas.

Dalam riwayatnya Sinwar juga pernah terlibat dalam penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator pada tahun 1989.

Kala itu, ia dijatuhi hukuman empat kali seumur hidup oleh Israel, di mana ia menjalani hukuman selama 22 tahun hingga dibebaskan bersama 1.026 orang lainnya dalam pertukaran tawanan pada tahun 2011 dengan imbalan seorang tentara Israel yang diculik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0669 seconds (0.1#10.140)