Turki Akan Mulai Terima Komponen S-400 dari Rusia pada 2019

Kamis, 23 November 2017 - 05:56 WIB
Turki Akan Mulai Terima...
Turki Akan Mulai Terima Komponen S-400 dari Rusia pada 2019
A A A
ANKARA - Menteri Pertahanan Turki mengatakan berdasarkan kontrak dengan Rusia, Ankara akan menerima pengiriman pertama sistem anti-pesawat jarak jauh S-400 pada tahun 2019. Kedua negara memiliki perjanjian opsi untuk pembelian ekstra perangkat keras pertahanan udara.

Nurettin Canikli pada hari Rabu memberikan rincian kesepakatan senjata profil tinggi - yang dikritik oleh NATO - kepada komisi anggaran Parlemen Turki.

"Pembelian sistem rudal jarak jauh Rusia yang maju ditujukan untuk kebutuhan mendesak Turki untuk meningkatkan pertahanannya," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (23/11/2017).

Menteri tersebut menegaskan bahwa dengan uang muka yang telah dibuat untuk kontrak tersebut, keputusan untuk membeli sistem tersebut dengan "lengkap." Dia menambahkan bahwa Ankara telah membeli satu baterai S-400 dari Rusia dan memiliki opsi untuk yang kedua.

Keputusan Turki untuk membeli sistem militer Rusia yang canggih dikritik oleh NATO dan beberapa sekutu individual seperti Amerika Serikat (AS), yang mengatakan bahwa S-400 tidak kompatibel dengan perangkat keras yang digunakan oleh anggota organisasi tersebut. Pejabat Amerika mengisyaratkan bahwa keputusan tersebut dapat merusak rencana Turki untuk membeli jet tempur F-35 dari AS.

Ankara membenarkan pembelian tersebut dengan keengganan beberapa sekutu lama untuk menjual sistem senjata canggih, yang perlu dipertahankan oleh Turki. Sentimen tersebut mungkin telah terpengaruh oleh penarikan mundur rudal anti-pesawat jarak jauh Patriot tahun 2015 yang sebelumnya ditempatkan di bawah aegis NATO di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah. Penarikan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat mengenai keputusan AS untuk mendukung milisi Kurdi di Irak dan Suriah, yang dianggap sebagai ancaman utama di Turki.

Sistem anti rudal S-400 adalah peluru kendali terbaik yang saat ini dioperasikan Rusia, pertama kali digunakan pada tahun 2007. Sistem ini mampu menyasar berbagai target udara, termasuk rudal balistik dan taktis. Beberapa rudal pencegat yang bisa diluncurkannya bisa mengeluarkan target di orbit rendah bumi, menurut militer Rusia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5587 seconds (0.1#10.140)