1.000 Kapal akan Berlayar dari Turki ke Gaza, Blokir Jalur Pelayaran Israel
loading...
A
A
A
ANKARA - Sekitar 1.000 kapal akan berlayar dari Turki ke Gaza pekan ini untuk menentang blokade laut Israel, menurut laporan situs berita Turki Haber7.
Laporan itu menyatakan kapal-kapal tersebut akan membawa 4.500 orang dari 40 negara berbeda.
Haber7 mengatakan penyelenggara armada tersebut bertujuan berhenti di perairan internasional di lepas pantai Gaza dan memblokir jalur pelayaran ke Israel untuk memprotes operasi militer Israel di daerah kantong Palestina.
Pelayaran ini diselenggarakan Asosiasi Kebebasan dan Solidaritas Mavi Marmara, yang mengambil bagian dalam armada serupa pada tahun 2010 untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Operasi tersebut berakhir dengan tragedi ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal bantuan tersebut, menewaskan sepuluh aktivis Turki di atas kapal MV Mavi Marmara.
Penyelenggara, Volkan Okcu, mengatakan kepada Haber7 bahwa peserta pelayaran pekan ini akan “secara ketat mengikuti peraturan internasional” dan tidak akan membawa “bahkan satu pisau lipat pun.”
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah menegaskan masyarakat internasional harus mendorong gencatan senjata segera di Gaza untuk menghentikan bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh apa yang dia gambarkan sebagai “perang buruk Israel terhadap warga sipil,” ungkap laporan Reuters.
Selama pembicaraannya dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang sedang berkunjung, raja tersebut mengatakan dunia harus memberikan tekanan pada otoritas Israel agar mereka mematuhi hukum internasional untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan tanpa gangguan ke wilayah Palestina yang terkepung.
Perang brutal Israel masih berlangsung di Gaza. Lebih dari 13.000 warga sipil Palestina telah tewas akibat serangan barbar rezim apartheid Zionis.
Laporan itu menyatakan kapal-kapal tersebut akan membawa 4.500 orang dari 40 negara berbeda.
Haber7 mengatakan penyelenggara armada tersebut bertujuan berhenti di perairan internasional di lepas pantai Gaza dan memblokir jalur pelayaran ke Israel untuk memprotes operasi militer Israel di daerah kantong Palestina.
Pelayaran ini diselenggarakan Asosiasi Kebebasan dan Solidaritas Mavi Marmara, yang mengambil bagian dalam armada serupa pada tahun 2010 untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Operasi tersebut berakhir dengan tragedi ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal bantuan tersebut, menewaskan sepuluh aktivis Turki di atas kapal MV Mavi Marmara.
Penyelenggara, Volkan Okcu, mengatakan kepada Haber7 bahwa peserta pelayaran pekan ini akan “secara ketat mengikuti peraturan internasional” dan tidak akan membawa “bahkan satu pisau lipat pun.”
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah menegaskan masyarakat internasional harus mendorong gencatan senjata segera di Gaza untuk menghentikan bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh apa yang dia gambarkan sebagai “perang buruk Israel terhadap warga sipil,” ungkap laporan Reuters.
Selama pembicaraannya dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang sedang berkunjung, raja tersebut mengatakan dunia harus memberikan tekanan pada otoritas Israel agar mereka mematuhi hukum internasional untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan tanpa gangguan ke wilayah Palestina yang terkepung.
Perang brutal Israel masih berlangsung di Gaza. Lebih dari 13.000 warga sipil Palestina telah tewas akibat serangan barbar rezim apartheid Zionis.
(sya)