Mengaku Tak Ada Kasus Covid-19, Tapi Kota di Korut Berstatus Ultra Darurat
loading...
A
A
A
SEOUL - Sebuah kota di Korea Utara ditempatkan dalam status "negara ultra darurat" setelah dugaan kasus virus Corona muncul di sana pada akhir Juli lalu. Pyongyang pun telah mengirim lebih dari 550 ribu barang bantuan. Demikian laporan kantor berita milik pemerintah, Kamis (6/8/2020).
Meskipun begitu, negara tertutup itu terus bersikeras bahwa negara itu masih terbebas dari pandemi Covid-19 .
"Sejak (status) negara ultra-darurat diumumkan, lebih dari 550.000 bahan yang berbeda dari lebih 30 jenis segera diangkut ke kota Kaesong hingga sekarang," kata radio Korut.
"Kabinet melakukan survei mendetail tentang situasi area dalam keadaan darurat dan segera mengambil tindakan untuk memasok bahan," sambung laporan itu yang dinukil Fox News.
Dugaan pandemi telah sampai di Korut muncul setelah seseorang yang berada di Kaesong yang diyakini oleh para pejabat Pyongyang kemungkinan telah terinfeksi virus mematikan itu menjalani tes. Meski begitu, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Edwin Salvador, menyatakan hasilnya tidak meyakinkan. (Baca: WHO Ragukan Hasil Tes Covid-19 Korea Utara )
Meski begitu, hingga saat ini tidak jelas seberapa serius situasi di Korut.
"Meskipun wabah lokal yang sangat luas mungkin belum terjadi, kemungkinan besar sejumlah orang telah terinfeksi," kata analis dari Institut Korea untuk Penyatuan Nasional Seoul, Hong Min.
“Meskipun Korea Utara mengunci diri, seharusnya ada kasus yang dicurigai di sana dan pihak berwenang harus mendiagnosisnya secara agresif. Tapi Korea Utara tidak pernah transparan tentang apakah ia memiliki kapasitas seperti itu dan kemauan untuk melakukannya," imbuhnya.
Media pemerintah Korut juga telah melaporkan bahwa negara itu telah mengerahkan lebih banyak petugas kesehatan, personel dan membersihkan sejumlah barang, serta menggunakan pengeras suara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang virus Corona. (Baca: Satu Warganya Terinfeksi Covid-19, Kim Jong-un Gelar Pertemuan Darurat )
"Langkah-langkah darurat yang diklaim menunjukkan bahwa wabah di sana mungkin memburuk," kata Kim Sin-gon, seorang profesor di Korea University College of Medicine di Seoul.
"Korea Utara mungkin juga bertujuan untuk mendapatkan bantuan dari Korea Selatan atau lainnya, tetapi ingin menyelamatkan muka dengan mengatakan kasus Kaesong yang dicurigai adalah seseorang yang pernah berada di Korea Selatan," imbuhnya.
Lihat Juga: Pasukan AS di Korea Selatan Hanya Memperburuk Risiko Perang Dunia III, Berikut 4 Alasannya
Meskipun begitu, negara tertutup itu terus bersikeras bahwa negara itu masih terbebas dari pandemi Covid-19 .
"Sejak (status) negara ultra-darurat diumumkan, lebih dari 550.000 bahan yang berbeda dari lebih 30 jenis segera diangkut ke kota Kaesong hingga sekarang," kata radio Korut.
"Kabinet melakukan survei mendetail tentang situasi area dalam keadaan darurat dan segera mengambil tindakan untuk memasok bahan," sambung laporan itu yang dinukil Fox News.
Dugaan pandemi telah sampai di Korut muncul setelah seseorang yang berada di Kaesong yang diyakini oleh para pejabat Pyongyang kemungkinan telah terinfeksi virus mematikan itu menjalani tes. Meski begitu, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Edwin Salvador, menyatakan hasilnya tidak meyakinkan. (Baca: WHO Ragukan Hasil Tes Covid-19 Korea Utara )
Meski begitu, hingga saat ini tidak jelas seberapa serius situasi di Korut.
"Meskipun wabah lokal yang sangat luas mungkin belum terjadi, kemungkinan besar sejumlah orang telah terinfeksi," kata analis dari Institut Korea untuk Penyatuan Nasional Seoul, Hong Min.
“Meskipun Korea Utara mengunci diri, seharusnya ada kasus yang dicurigai di sana dan pihak berwenang harus mendiagnosisnya secara agresif. Tapi Korea Utara tidak pernah transparan tentang apakah ia memiliki kapasitas seperti itu dan kemauan untuk melakukannya," imbuhnya.
Media pemerintah Korut juga telah melaporkan bahwa negara itu telah mengerahkan lebih banyak petugas kesehatan, personel dan membersihkan sejumlah barang, serta menggunakan pengeras suara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang virus Corona. (Baca: Satu Warganya Terinfeksi Covid-19, Kim Jong-un Gelar Pertemuan Darurat )
"Langkah-langkah darurat yang diklaim menunjukkan bahwa wabah di sana mungkin memburuk," kata Kim Sin-gon, seorang profesor di Korea University College of Medicine di Seoul.
"Korea Utara mungkin juga bertujuan untuk mendapatkan bantuan dari Korea Selatan atau lainnya, tetapi ingin menyelamatkan muka dengan mengatakan kasus Kaesong yang dicurigai adalah seseorang yang pernah berada di Korea Selatan," imbuhnya.
Lihat Juga: Pasukan AS di Korea Selatan Hanya Memperburuk Risiko Perang Dunia III, Berikut 4 Alasannya
(ber)