Riwayat Provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang Memicu Operasi Badai Al Aqsa dari Hamas
loading...
A
A
A
5. 2006-2010
12 Oktober 2008, otoritas Israel membuka sinagoga baru di tanah wakaf Islam. Letaknya sekitar 50 meter dari kompleks Masjid Al Aqsa. Beberapa tahun berselang, menyusul dibukanya sinagoga Hurva.
Pada Mei 2010, polisi Israel mengizinkan seorang rabi Haredi untuk menjalankan ritual keagamaan Yahudi di Al Aqsa.
6. 2011-2015
Pertengahan 2011, pasukan Israel menyerang jamaah Masjid Al Aqsa karena memblokir aksesnya. Beberapa tahun berselang, situasi makin runyam.
16 Maret 2014, pasukan keamanan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa. Mereka pun mengepung jamaah dan menyerang para pengunjuk rasa dengan bom asap dan peluru karet. Kekerasan semacam ini terjadi hingga pertengahan 2015.
7. 2016-2020
Tak hanya petugas keamanan Israel, kali ini para pemukim Yahudi juga ikut masuk ke Masjid Al Aqsa. Seiring waktu, bentrok pun menjadi lebih sering terjadi dengan jamaah Muslim yang berusaha melindungi Masjid Al Aqsa.
Pada Mei 2017, kabinet Israel mengadakan pertemuan di bawah terowongan Masjid Al Aqsa. PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan ini untuk menandai penyatuan Yerusalem.
Maret 2018, pengadilan Israel memutuskan bahwa pemukim Yahudi bisa melakukan ibadah di gerbang Masjid Al Aqsa. Hal ini ditujukan untuk memperlihatkan bukti kendali Israel atas wilayah tersebut.
8. 2021-2023
Pada Agustus 2021, terjadi peningkatan serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa. Tak hanya memprovokasi, mereka pun bisa melakukan tindakan kekerasan.
April 2022, lebih dari 150 warga Palestina terluka akibat serangan polisi Israel yang menyerbu Masjid Al Aqsa. Hingga akhir tahun, ada banyak kasus penyerbuan lain yang dilakukan pihak keamanan maupun pemukim Yahudi.
Memasuki 2023, teror terhadap Masjid Al Aqsa masih berlanjut. Puncaknya, 1.700 pemukim Israel maju bersama Menteri Keamanan Ben-Gvir untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa pada Juli 2023.