Merkel Menang Pemilu Lagi, tapi Kekuatan Politik Jerman 'Terobrak-abrik'
A
A
A
BERLIN - Angela Merkel kembali terpilih sebagai Kanselir Jerman setelah partainya, Partai Kristen Demokrat (CDU), memenangkan pemilu pada hari Minggu. Meski Merkel menang, peta kekuatan politik parlemen “terobrak-abrik” dengan perolehan suara kubu rival Merkel.
Hasil penghitungan suara masih berjalan hingga kini (25/9/2017). Dari pantauan SINDOnews CDU dan afiliasinya, kubu Kristen Sosialis (CSU) unggul sementara dengan 32,8 persen suara. Partai Sosial Demokrat (SDP)—partai koalisi Merkel—meraih 20,4 persen suara.
Perolehan suara partai pro-Merkel ini tercatat paling kecil dibanding pemilu tahun 2013. Para analis mengatakan, para pemilih beralih ke partai-partai sayap kanan.
Seperti Alternative for Germany (AfD) yang memperoleh 13 persen suara. Kemudian, Free Democratic Party (FDP) memperoleh 10,7 persen suara, dan sisanya diperoleh partai-partai sayap kanan lain.
Pemimpin perempuan Jerman ini mengklaim telah memiliki mandat untuk membentuk pemerintah baru Jerman dengan blok konservatifnya. Dia berjanji untuk memenangkan kembali pemilih setelah partainya mendapat cukup dukungan untuk masuk parlemen meski hasilnya jauh lebih kecil dibanding pemilu 2013.
Para pendukung di markas partainya menyambut dengan sorakan, tepuk tangan dan pekikan "Angie!"
“Tentu saja kami lebih menyukai hasil yang lebih baik, itu benar-benar jelas,” kata Merkel mengakui hasil pemilu kali ini tak sebesar sebelumnya. Menurut dia, partainya telah berkuasa selama 12 tahun dan empat tahun terakhir ini sangat menantang.
“Kami ingin memenangkan kembali pemilih AfD,” lanjut dia, seperti dilansir AFP.
Beberapa warga orang Jerman mengaku tidak nyaman dengan kemenangan keempat Merkel secara berturut-turut. Mereka menginginkan perubahan setelah bertahun-tahun merasakan apa yang mereka gambarkan sebagai “jalan buntu”.
”Politisi, Kanselir kami, dia cukup baik di satu sisi, di sisi lain dia sudah 12 tahun menjabat sekarang dan jadi saya pikir ini sudah pasti saatnya perubahan memiliki kekuatan baru, bahkan jika dia adalah wanita yang kuat. Tapi kita butuh beberapa orang segar. Kami membutuhkan gagasan baru,” kata seorang penduduk Berlin kepada Ruptly, yang menolak diidentifikasi.
”Kami memiliki semacam jalan buntu, Anda tahu, (di mana) tidak ada yang benar-benar bergerak,” keluh dia.
AfD akan memasuki parlemen untuk pertama kalinya, setelah partai anti-imigran ini mendapat dukungan sekitar 13 persen suara pemilih. Ini adalah pertama kalinya AfD mengamankan kursi anggota parlemen setelah di pemilu sebelumnya gagal masuk parlemen.
Hasil penghitungan suara masih berjalan hingga kini (25/9/2017). Dari pantauan SINDOnews CDU dan afiliasinya, kubu Kristen Sosialis (CSU) unggul sementara dengan 32,8 persen suara. Partai Sosial Demokrat (SDP)—partai koalisi Merkel—meraih 20,4 persen suara.
Perolehan suara partai pro-Merkel ini tercatat paling kecil dibanding pemilu tahun 2013. Para analis mengatakan, para pemilih beralih ke partai-partai sayap kanan.
Seperti Alternative for Germany (AfD) yang memperoleh 13 persen suara. Kemudian, Free Democratic Party (FDP) memperoleh 10,7 persen suara, dan sisanya diperoleh partai-partai sayap kanan lain.
Pemimpin perempuan Jerman ini mengklaim telah memiliki mandat untuk membentuk pemerintah baru Jerman dengan blok konservatifnya. Dia berjanji untuk memenangkan kembali pemilih setelah partainya mendapat cukup dukungan untuk masuk parlemen meski hasilnya jauh lebih kecil dibanding pemilu 2013.
Para pendukung di markas partainya menyambut dengan sorakan, tepuk tangan dan pekikan "Angie!"
“Tentu saja kami lebih menyukai hasil yang lebih baik, itu benar-benar jelas,” kata Merkel mengakui hasil pemilu kali ini tak sebesar sebelumnya. Menurut dia, partainya telah berkuasa selama 12 tahun dan empat tahun terakhir ini sangat menantang.
“Kami ingin memenangkan kembali pemilih AfD,” lanjut dia, seperti dilansir AFP.
Beberapa warga orang Jerman mengaku tidak nyaman dengan kemenangan keempat Merkel secara berturut-turut. Mereka menginginkan perubahan setelah bertahun-tahun merasakan apa yang mereka gambarkan sebagai “jalan buntu”.
”Politisi, Kanselir kami, dia cukup baik di satu sisi, di sisi lain dia sudah 12 tahun menjabat sekarang dan jadi saya pikir ini sudah pasti saatnya perubahan memiliki kekuatan baru, bahkan jika dia adalah wanita yang kuat. Tapi kita butuh beberapa orang segar. Kami membutuhkan gagasan baru,” kata seorang penduduk Berlin kepada Ruptly, yang menolak diidentifikasi.
”Kami memiliki semacam jalan buntu, Anda tahu, (di mana) tidak ada yang benar-benar bergerak,” keluh dia.
AfD akan memasuki parlemen untuk pertama kalinya, setelah partai anti-imigran ini mendapat dukungan sekitar 13 persen suara pemilih. Ini adalah pertama kalinya AfD mengamankan kursi anggota parlemen setelah di pemilu sebelumnya gagal masuk parlemen.
(mas)