Krisis Rohingya, China Tawarkan Dukungan kepada Myanmar di PBB

Selasa, 19 September 2017 - 13:32 WIB
Krisis Rohingya, China Tawarkan Dukungan kepada Myanmar di PBB
Krisis Rohingya, China Tawarkan Dukungan kepada Myanmar di PBB
A A A
BEIJING - China mendukung upaya Myanmar untuk melindungi keamanan nasionalnya dan menentang serangan dengan kekerasan baru-baru ini di negara bagian Rakhine. Demikian yang dikatakan Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.

Tanggapan militer terhadap serangan gerilyawan di wilayah barat Myanmar bulan lalu telah mengirim lebih dari 410 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh. Mereka melarikan diri dari apa yang telah dicap sebagai pembersihan etnis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pemerintah Myanmar mengatakan sekitar 400 orang tewas dalam pertempuran tersebut.

"Wang mengatakan kepada Guterres dalam sebuah pertemuan di PBB bahwa China memahami dan mendukungupaya Myanmar untuk melindungi keamanan di Rakhine dan berharap perang dapat segera padam," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters, Selasa (19/9/2017).

Wang mengatakan China mengungkapkan simpati dengan mereka yang telah melarikan diri ke Bangladesh dan akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Bangladesh.

"China menganjurkan Myanmar dan Bangladesh menyelesaikan masalah tersebut melalui dialog dan konsultasi," Kementerian Luar Negeri mengutip perkataan Wang.

"China bersedia untuk terus mempromosikan pembicaraan damai dengan caranya sendiri, dan berharap masyarakat internasional dapat memainkan peran yang konstruktif untuk meredakan situasi dan mempromosikan dialog," katanya lagi.

China dan Myanmar memiliki hubungan ekonomi dan diplomatik yang erat. China telah menentang harapan bahwa demokratisasi di bekas negara bernama Birma itu dapat menyebabkan hubungan yang lebih lemah antara kedua negara.

Sekitar satu juta etnis Rohingya tinggal di Negara Bagian Rakhine sampai kekerasan baru-baru ini terjadi. Sebagian besar menghadapi pembatasan perjalanan yang kejam dan ditolak kewarganegaraannya di negara di mana banyak umat Buddha menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5367 seconds (0.1#10.140)