4 Strategi Baru Hizbullah Berperang Melawan Israel, Salah Satunya Tidak Bergantung pada Pasukan Infrantri
loading...
A
A
A
3. Tidak Menggunakan Roket Jarak Jauh
Foto/Reuters
Hizbullah sendiri telah menahan diri untuk tidak menembakkan roket, seperti roket Katyusha yang tidak terarah dan roket lainnya yang dapat terbang jauh ke wilayah Israel, sebuah langkah yang dapat memicu eskalasi.
Sebaliknya, para pejuangnya justru menembaki sasaran yang terlihat di perbatasan dengan Israel, menggunakan senjata seperti rudal anti-tank Kornet, senjata yang banyak digunakan kelompok tersebut pada tahun 2006, kata ketiga sumber tersebut.
Saluran televisi Hizbullah, Al-Manar, secara teratur memutar ulang rekaman bentrokan terbaru yang menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai serangan terhadap instalasi dan posisi militer Israel yang terlihat di seberang perbatasan.
Meskipun taktik Hizbullah sejauh ini telah membantu mengatasi konflik, serangan tersebut berarti para pejuangnya harus berada dekat dengan perbatasan, yang membuat mereka lebih rentan terhadap militer Israel.
“Keunggulan teknis drone Israel membuat Hizbullah harus menanggung akibatnya karena jumlah pesawat tempurnya yang sebanyak ini,” kata Nabil Boumonsef, wakil pemimpin redaksi surat kabar Annahar Lebanon, mengacu pada jumlah korban tewas Hizbullah yang besar.
4. Menyiapkan Perang Dalam Jarak 4 Km
Foto/Reuters
Bentrok antar Israel dan Hizbullah umumnya tinggal di wilayah sempit yang membentang di sepanjang perbatasan, umumnya berada dalam jarak tiga hingga empat km dari perbatasan.
Namun, penembakan Israel telah meluas dalam beberapa hari terakhir, menurut sumber keamanan di Lebanon. Mereka mengatakan serangan ini termasuk serangan pada hari Sabtu di Jabal Safi, daerah pegunungan yang terletak sekitar 25 km (15 mil) dari perbatasan.