Bukan Palestina, Zionis Ternyata Hampir Mendirikan Israel di Argentina dan Negara Afrika
loading...
A
A
A
GAZA - Palestina dan Israel memiliki riwayat konflik yang sangat panjang. Sampai saat ini, sudah banyak korban jiwa di antara kedua negara itu yang berjatuhan, termasuk kalangan warga sipil.
Melihat ke belakang, sejarah pendirian negara Israel memiliki beragam versi berbeda. Salah satunya berkaitan dengan organisasi Zionis.
Sebagai informasi, Zionis berasal dari kata ‘Zion’ yang merupakan istilah Ibrani dan merujuk pada Yerusalem. Singkatnya, Zionis adalah sebuah gerakan yang bertujuan mendirikan sebuah negara Yahudi.
Terkait tujuan pendirian sebuah negara Yahudi merdeka, ternyata ada kisah menarik yang mungkin masih jarang diketahui. Sebelum memutuskan mendekati wilayah Palestina, Zionis sempat mempertimbangkan daerah lain sebagai tempat pendirian negara Israel.
Mengutip Al Jazeera, Selasa (24/10/2023), Herzl menyimpulkan bahwa solusi mengatasi penindasan terhadap etnis Yahudi di Eropa hanya ada satu, yakni mendirikan sebuah negara berdaulat.
Pada awalnya, pentolan Zionis mendukung pendirian Yahudi di benua Afrika hingga Amerika Latin. Beberapa yang sempat masuk daftar adalah Argentina hingga Uganda.
Di sisi Argentina, wilayahnya memiliki tanah subur yang luas. Selain itu, mereka juga mempunyai kebijakan pro-imigran saat berada di bawah pemerintahan Presiden Alejo Julio Argentino Roca Paz (1843-1914).
Kondisi tersebut mendorong pemimpin Zionis merencanakan migrasi ke Argentina. Namun, rencana ini tidak terjadi karena banyak anggota yang kurang sepakat.
Pada sisi Uganda, pemilihan wilayah tersebut didasarkan pada pertemuan Herzl dengan Joseph Chamberlain (menteri urusan kolonial Inggris) pada 1902. Segera, hasil kesepakatan dibawa ke Kongres Zionis di Basel tahun 1903.
Namun, rencana kepindahan menuju Uganda ditolak dalam Kongres Zionis berikutnya pada 1905. Salah satu dasar penolakannya karena banyak anggota yang bersikeras untuk memilih wilayah Palestina.
Terkait alasannya, mereka mendasarkan pemilihan Palestina atas alkitabiah, khususnya tentang konsep tanah suci yang dijanjikan Tuhan kepada orang-orang Yahudi. Sejak saat itu, dimulailah migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina.
Setelah serangkaian peristiwa yang terjadi termasuk Deklarasi Balfour, Zionis bisa mendirikan negara Israel pada 1948.
Melihat ke belakang, sejarah pendirian negara Israel memiliki beragam versi berbeda. Salah satunya berkaitan dengan organisasi Zionis.
Sebagai informasi, Zionis berasal dari kata ‘Zion’ yang merupakan istilah Ibrani dan merujuk pada Yerusalem. Singkatnya, Zionis adalah sebuah gerakan yang bertujuan mendirikan sebuah negara Yahudi.
Terkait tujuan pendirian sebuah negara Yahudi merdeka, ternyata ada kisah menarik yang mungkin masih jarang diketahui. Sebelum memutuskan mendekati wilayah Palestina, Zionis sempat mempertimbangkan daerah lain sebagai tempat pendirian negara Israel.
Negara Incaran Zionis untuk Pendirian Israel sebelum Palestina
Pada 1986, seorang jurnalis bernama Theodor Herzl menerbitkan pamflet bertajuk ‘Der Judenstaat’ atau ‘Negara Yahudi’. Di kemudian hari, pamflet ini dilihat sebagai dasar ideologi politik kelompok Zionis.Mengutip Al Jazeera, Selasa (24/10/2023), Herzl menyimpulkan bahwa solusi mengatasi penindasan terhadap etnis Yahudi di Eropa hanya ada satu, yakni mendirikan sebuah negara berdaulat.
Pada awalnya, pentolan Zionis mendukung pendirian Yahudi di benua Afrika hingga Amerika Latin. Beberapa yang sempat masuk daftar adalah Argentina hingga Uganda.
Di sisi Argentina, wilayahnya memiliki tanah subur yang luas. Selain itu, mereka juga mempunyai kebijakan pro-imigran saat berada di bawah pemerintahan Presiden Alejo Julio Argentino Roca Paz (1843-1914).
Kondisi tersebut mendorong pemimpin Zionis merencanakan migrasi ke Argentina. Namun, rencana ini tidak terjadi karena banyak anggota yang kurang sepakat.
Pada sisi Uganda, pemilihan wilayah tersebut didasarkan pada pertemuan Herzl dengan Joseph Chamberlain (menteri urusan kolonial Inggris) pada 1902. Segera, hasil kesepakatan dibawa ke Kongres Zionis di Basel tahun 1903.
Namun, rencana kepindahan menuju Uganda ditolak dalam Kongres Zionis berikutnya pada 1905. Salah satu dasar penolakannya karena banyak anggota yang bersikeras untuk memilih wilayah Palestina.
Terkait alasannya, mereka mendasarkan pemilihan Palestina atas alkitabiah, khususnya tentang konsep tanah suci yang dijanjikan Tuhan kepada orang-orang Yahudi. Sejak saat itu, dimulailah migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina.
Setelah serangkaian peristiwa yang terjadi termasuk Deklarasi Balfour, Zionis bisa mendirikan negara Israel pada 1948.
(ahm)