5 Strategi Hamas Gagalkan Invasi Darat Perdana yang Dilakukan Tentara Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Israel mencoba melakukan invasi darat pada Minggu (22/10/2023) ke Gaza dengan menggunakan tank dan kendaraan tempur beserta pasukan infrantri. Tapi, invasi perdana tersebut berhasil digagalkan oleh pejuang Hamas.
Penggerebekan tersebut memaksa Hamas bersiap menghadapi invasi darat yang telah lama dispekulasikan oleh Israel. Peristiwa tersebut tampaknya menjadi salah satu bentrokan pertama antara kedua pihak di wilayah tersebut sejak perang pecah setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Bentrokan itu terjadi ketika IDF mempersiapkan kemungkinan operasi darat di Gaza, mengumpulkan sejumlah besar pasukan di perbatasan dan menggempur daerah kantong padat penduduk itu dengan serangan udara yang hampir terus-menerus dalam dua minggu terakhir.
Foto/Reuters
Al Jazeera melaporkan, upaya Israel untuk memasuki Jalur Gaza seperti ini sedang dihadang oleh para pejuang Palestina. Mereka telah bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan invasi darat di wilayah yang terkepung.
Kesuksesan Hamas menggagalkan serangan darat Israel menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadang invasi Zionis. Itu dikarenakan Israel terus menunda invasi darat sejak 7 Oktober hingga mereka telah kehilangan momentum.
Foto/Reuters
Situasi di Gaza sangat dramatis dan kondisi keamanan di Jalur Gaza tidak dapat diprediksi. Itu terbukti dengan tewasnya tentara Israel adalah sesuatu yang akan ditanggapi dengan sangat serius oleh tentara Israel ketika perang terus berlanjut.
Foto/Reuters
Hamas mengklaim para pejuangnya telah menghancurkan dua buldoser militer Israel dan sebuah tank dalam penyergapan di dekat kota Khan Younis di Gaza. Itu memaksa pasukan Israel mundur tanpa kendaraan mereka. Serangan tersebut menunjukkan Hamas menggunakan misil antitank.
Pasukan Pertahanan Israel mengkonfirmasi pasukannya telah beroperasi di dalam Gaza selama insiden tersebut, dan mengatakan sebuah tank IDF menyerang pasukan Hamas yang menembakipasukannya.
Foto/Reuters
Penggerebekan tersebut memaksa Hamas bersiap menghadapi invasi darat yang telah lama dispekulasikan oleh Israel. Peristiwa tersebut tampaknya menjadi salah satu bentrokan pertama antara kedua pihak di wilayah tersebut sejak perang pecah setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Bentrokan itu terjadi ketika IDF mempersiapkan kemungkinan operasi darat di Gaza, mengumpulkan sejumlah besar pasukan di perbatasan dan menggempur daerah kantong padat penduduk itu dengan serangan udara yang hampir terus-menerus dalam dua minggu terakhir.
Berikut adalah 5 strategi yang digunakan Hamas dalam menggagalkan invasi darat pertama Israel.
1. Menyiapkan Penghadangan yang Matang
Foto/Reuters
Al Jazeera melaporkan, upaya Israel untuk memasuki Jalur Gaza seperti ini sedang dihadang oleh para pejuang Palestina. Mereka telah bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan invasi darat di wilayah yang terkepung.
Kesuksesan Hamas menggagalkan serangan darat Israel menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadang invasi Zionis. Itu dikarenakan Israel terus menunda invasi darat sejak 7 Oktober hingga mereka telah kehilangan momentum.
2. Menyiapkan Kondisi Tak Bisa Diprediksi
Foto/Reuters
Situasi di Gaza sangat dramatis dan kondisi keamanan di Jalur Gaza tidak dapat diprediksi. Itu terbukti dengan tewasnya tentara Israel adalah sesuatu yang akan ditanggapi dengan sangat serius oleh tentara Israel ketika perang terus berlanjut.
3. Menggunakan Misil Antitank
Foto/Reuters
Hamas mengklaim para pejuangnya telah menghancurkan dua buldoser militer Israel dan sebuah tank dalam penyergapan di dekat kota Khan Younis di Gaza. Itu memaksa pasukan Israel mundur tanpa kendaraan mereka. Serangan tersebut menunjukkan Hamas menggunakan misil antitank.
Pasukan Pertahanan Israel mengkonfirmasi pasukannya telah beroperasi di dalam Gaza selama insiden tersebut, dan mengatakan sebuah tank IDF menyerang pasukan Hamas yang menembakipasukannya.
4. Hamas Terapkan Perang Perkotaan
Foto/Reuters