Tentara Cadangan Bipatride AS-Israel Dikirim ke Medan Perang, Beberapa Hari Kemudian Tewas Dirudal Hizbullah
loading...
A
A
A
Federasi Yahudi Greater Washington menulis di Facebook: "Kami berduka atas kehilangan Omer Balva, z"l, warga negara ganda Israel dan Amerika, yang tinggal di Rockville dan merupakan alumnus Charles E. Smith Jewish Day School."
Balva sedang pulang mengunjungi Maryland minggu sebelumnya ketika dia menerima panggilan untuk kembali ke Israel dan bertugas di cadangan militer, WUSA melaporkan. Ethan Missner, temannya dan mantan teman sekelasnya di Charles E. Smith Jewish Day School, mengatakan kepada stasiun tersebut bahwa Balva adalah "orang paling tulus... orang paling manis yang pernah saya kenal."
Missner mengatakan kepada WUSA bahwa Balva pernah bertugas di militer Israel ketika dia pertama kali pindah ke Israel dari Amerika Serikat, dan membagikan surat yang ditulis temannya kepadanya sekitar waktu itu, menantikan apa yang dia harapkan dari kehidupan mereka.
"Saya ingin Anda tahu bahwa setiap kali saya sedih," kata surat itu, menurut WUSA, "Saya pergi ke tempat ini memikirkan saya dan Anda pada usia 24 atau 25 bersama keluarga kami sedang berlibur, memikirkan kami dengan istri dan anak-anak yang kami cintai dan mampu dukung selalu membuat saya tersenyum. Mencintaimu lebih dari apa pun - kapan pun kamu membutuhkanku dan aku sedang dalam misi, baca saja surat ini. Aku sayang kamu dan ingatlah kita hanyalah seorang beberapa tahun lagi dari impian kita."
Balva sedang pulang mengunjungi Maryland minggu sebelumnya ketika dia menerima panggilan untuk kembali ke Israel dan bertugas di cadangan militer, WUSA melaporkan. Ethan Missner, temannya dan mantan teman sekelasnya di Charles E. Smith Jewish Day School, mengatakan kepada stasiun tersebut bahwa Balva adalah "orang paling tulus... orang paling manis yang pernah saya kenal."
Missner mengatakan kepada WUSA bahwa Balva pernah bertugas di militer Israel ketika dia pertama kali pindah ke Israel dari Amerika Serikat, dan membagikan surat yang ditulis temannya kepadanya sekitar waktu itu, menantikan apa yang dia harapkan dari kehidupan mereka.
"Saya ingin Anda tahu bahwa setiap kali saya sedih," kata surat itu, menurut WUSA, "Saya pergi ke tempat ini memikirkan saya dan Anda pada usia 24 atau 25 bersama keluarga kami sedang berlibur, memikirkan kami dengan istri dan anak-anak yang kami cintai dan mampu dukung selalu membuat saya tersenyum. Mencintaimu lebih dari apa pun - kapan pun kamu membutuhkanku dan aku sedang dalam misi, baca saja surat ini. Aku sayang kamu dan ingatlah kita hanyalah seorang beberapa tahun lagi dari impian kita."
(ahm)