Tuding Israel Melakukan Kejahatan Perang, Kedubes Iran di Jakarta Kutuk Pengeboman RS di Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mengutuk keras kejahatan mengerikan oleh rezim Zionis Israel yaitu penyerangan terhadap rumah sakit Al-Mu'amdani di Gaza . Insiden itu yang mengakibatkan meninggal dan cederanya ratusan pasien dan korban luka yang tidak berdaya dan terluka.
"Tindakan ini merupakan kejahatan perang yang brutal dan genosida. Rezim Zionis, dengan kelanjutan kejahatannya terhadap bangsa Palestina, sekali lagi menunjukkan kebrutalannya kepada seluruh dunia," demikian keterangan Kedubes Iran di Jakarta.
Israel melalui tindakan kejinya membuktikan bahwa Ia tidak mematuhi prinsip dan aturan hukum internasional pada saat perang.
Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mewakili pemerintah dan bangsa Iran menyampaikan simpati yang terdalamnya terhadap rakyat Palestina khususnya kepada keluarga para korban kejahatan keji ini.
Tak diragukan lagi bahwa darah para syuhada yang tertindas akibat peristiwa ini akan meningkatkan tekad bangsa Palestina yang resisten dan mujahid untuk membela kemerdekaan tanah air mereka dari keberadaan penjajah.
"Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dan lembaga internasional, khususnya PBB dan Dewan Keamanannya, diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab internasional mereka dan segera menyelidiki berbagai dimensi kejahatan perang ini dan mengadili para penjahat Zionis," ungkap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta.
Sementara itu, Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) harus memberlakukan embargo minyak dan sanksi lainnya terhadap Israel dan mengusir semua duta besar Israel atas serangan mematikan terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza, menurut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.
Pernyataan Amirabdollahian muncul dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu di tengah pertemuan darurat OKI di kota Jeddah, Saudi, untuk membahas meningkatnya konflik Israel-Palestina.
“Menteri luar negeri menyerukan embargo segera dan menyeluruh terhadap Israel oleh negara-negara Islam, termasuk sanksi minyak, selain mengusir duta besar Israel jika hubungan dengan rezim Zionis sudah terjalin,” kata kementerian tersebut.
Amirabdollahian juga menyerukan pembentukan tim pengacara Islam untuk mendokumentasikan potensi kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Iran tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada Selasa malam, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menewaskan sekitar 500 orang, menurut warga Palestina, dalam salah satu serangan terburuk sejak kekerasan dimulai pada 7 Oktober.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan pada hari Rabu bahwa ratusan orang tewas dan petugas penyelamat masih mengeluarkan mayat-mayat dari reruntuhan.
Protes pro-Palestina meletus di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara setelah serangan tersebut dan dilakukan di kedutaan besar Israel di Yordania serta Turki dan dekat kedutaan AS di Lebanon.
Demonstrasi juga terjadi di Iran, Maroko, Tunisia, Yaman dan Irak.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pertemuan puncak dengan Presiden AS dan mengatakan ledakan di rumah sakit adalah “pembantaian perang yang mengerikan” dan bahwa “Israel telah melanggar garis merah”.
Namun militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengklaim bahwa roket Palestina yang salah sasaran menghantam rumah sakit.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata, “Seluruh dunia harus tahu: yang menyerang rumah sakit di Gaza adalah teroris biadab di Gaza, bukan IDF [pasukan Israel].”
“Mereka yang membunuh anak-anak kami secara brutal juga membunuh anak-anak mereka sendiri,” katanya.
Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 3.300 orang tewas dalam konflik 11 hari tersebut, dan 13.000 orang lainnya terluka.
Di Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, dan 4.475 orang terluka.
"Tindakan ini merupakan kejahatan perang yang brutal dan genosida. Rezim Zionis, dengan kelanjutan kejahatannya terhadap bangsa Palestina, sekali lagi menunjukkan kebrutalannya kepada seluruh dunia," demikian keterangan Kedubes Iran di Jakarta.
Israel melalui tindakan kejinya membuktikan bahwa Ia tidak mematuhi prinsip dan aturan hukum internasional pada saat perang.
Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mewakili pemerintah dan bangsa Iran menyampaikan simpati yang terdalamnya terhadap rakyat Palestina khususnya kepada keluarga para korban kejahatan keji ini.
Tak diragukan lagi bahwa darah para syuhada yang tertindas akibat peristiwa ini akan meningkatkan tekad bangsa Palestina yang resisten dan mujahid untuk membela kemerdekaan tanah air mereka dari keberadaan penjajah.
"Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dan lembaga internasional, khususnya PBB dan Dewan Keamanannya, diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab internasional mereka dan segera menyelidiki berbagai dimensi kejahatan perang ini dan mengadili para penjahat Zionis," ungkap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta.
Sementara itu, Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) harus memberlakukan embargo minyak dan sanksi lainnya terhadap Israel dan mengusir semua duta besar Israel atas serangan mematikan terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza, menurut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.
Pernyataan Amirabdollahian muncul dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu di tengah pertemuan darurat OKI di kota Jeddah, Saudi, untuk membahas meningkatnya konflik Israel-Palestina.
“Menteri luar negeri menyerukan embargo segera dan menyeluruh terhadap Israel oleh negara-negara Islam, termasuk sanksi minyak, selain mengusir duta besar Israel jika hubungan dengan rezim Zionis sudah terjalin,” kata kementerian tersebut.
Amirabdollahian juga menyerukan pembentukan tim pengacara Islam untuk mendokumentasikan potensi kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Iran tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada Selasa malam, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menewaskan sekitar 500 orang, menurut warga Palestina, dalam salah satu serangan terburuk sejak kekerasan dimulai pada 7 Oktober.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan pada hari Rabu bahwa ratusan orang tewas dan petugas penyelamat masih mengeluarkan mayat-mayat dari reruntuhan.
Protes pro-Palestina meletus di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara setelah serangan tersebut dan dilakukan di kedutaan besar Israel di Yordania serta Turki dan dekat kedutaan AS di Lebanon.
Demonstrasi juga terjadi di Iran, Maroko, Tunisia, Yaman dan Irak.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pertemuan puncak dengan Presiden AS dan mengatakan ledakan di rumah sakit adalah “pembantaian perang yang mengerikan” dan bahwa “Israel telah melanggar garis merah”.
Namun militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengklaim bahwa roket Palestina yang salah sasaran menghantam rumah sakit.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata, “Seluruh dunia harus tahu: yang menyerang rumah sakit di Gaza adalah teroris biadab di Gaza, bukan IDF [pasukan Israel].”
“Mereka yang membunuh anak-anak kami secara brutal juga membunuh anak-anak mereka sendiri,” katanya.
Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 3.300 orang tewas dalam konflik 11 hari tersebut, dan 13.000 orang lainnya terluka.
Di Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, dan 4.475 orang terluka.
(ahm)