Pendeta Gereja Anglikan Desak Komunitas Internasional Minta Israel Bertanggung Jawab
loading...
A
A
A
GAZA - Fadi Diab, seorang pendeta di sebuah gereja Anglikan dan rektor Gereja Episkopal Saint Andrews di Ramallah, telah meminta komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan rumah sakit Al Ahli dan mengakhiri perang.
“Sebagai gereja, kami bertanggung jawab atas rumah sakit ini dan kami mengutuk keras penargetan fasilitas medis dan paramedis. Kami menganggap ini sebagai pelanggaran kemanusiaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya saat konferensi pers di Ramallah, dilansir Al Jazeera.
“Kami menganggap pihak pendudukan bertanggung jawab atas serangan ini; mereka bertanggung jawab untuk melindungi warga sipil. Mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza dan atas serangan terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli… Kami menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab dan para pendukungnya dimintai pertanggungjawaban," paparnya.
Sementara itu, Saleem Oweis, juru bicara Kantor UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengutuk serangan terhadap rumah sakit tersebut dan menyebutnya “mengerikan dan tidak dapat diterima”.
Mengacu pada situasi kemanusiaan di Gaza, dia mengatakan kondisinya “sangat mengerikan”.
“Tidak ada tempat yang aman di Gaza untuk anak-anak dan keluarga saat ini,” kata Oweis kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa UNICEF tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal saat ini karena masalah keamanan dan berkurangnya pasokan.
“Kami telah memberikan semua yang kami bisa dalam 10 hari terakhir; yang dibutuhkan saat ini adalah penghentian permusuhan, koridor kemanusiaan, dan jaminan pengiriman pasokan yang aman.”
Sedangkan China telah bergabung dengan daftar panjang negara-negara yang mengutuk pemboman rumah sakit di Gaza, dan menyerukan agar perang diakhiri.
“China terkejut dan mengutuk keras banyaknya korban jiwa akibat serangan terhadap rumah sakit di Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri China. “China menyerukan gencatan senjata segera dan mengakhiri perang”.
“Sebagai gereja, kami bertanggung jawab atas rumah sakit ini dan kami mengutuk keras penargetan fasilitas medis dan paramedis. Kami menganggap ini sebagai pelanggaran kemanusiaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya saat konferensi pers di Ramallah, dilansir Al Jazeera.
“Kami menganggap pihak pendudukan bertanggung jawab atas serangan ini; mereka bertanggung jawab untuk melindungi warga sipil. Mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza dan atas serangan terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli… Kami menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab dan para pendukungnya dimintai pertanggungjawaban," paparnya.
Sementara itu, Saleem Oweis, juru bicara Kantor UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengutuk serangan terhadap rumah sakit tersebut dan menyebutnya “mengerikan dan tidak dapat diterima”.
Baca Juga
Mengacu pada situasi kemanusiaan di Gaza, dia mengatakan kondisinya “sangat mengerikan”.
“Tidak ada tempat yang aman di Gaza untuk anak-anak dan keluarga saat ini,” kata Oweis kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa UNICEF tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal saat ini karena masalah keamanan dan berkurangnya pasokan.
“Kami telah memberikan semua yang kami bisa dalam 10 hari terakhir; yang dibutuhkan saat ini adalah penghentian permusuhan, koridor kemanusiaan, dan jaminan pengiriman pasokan yang aman.”
Sedangkan China telah bergabung dengan daftar panjang negara-negara yang mengutuk pemboman rumah sakit di Gaza, dan menyerukan agar perang diakhiri.
“China terkejut dan mengutuk keras banyaknya korban jiwa akibat serangan terhadap rumah sakit di Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri China. “China menyerukan gencatan senjata segera dan mengakhiri perang”.
(ahm)