Putin: Ukraina Hanya Bertahan Seminggu Tanpa Bantuan Barat

Minggu, 08 Oktober 2023 - 04:04 WIB
loading...
Putin: Ukraina Hanya...
Presiden Rusia Vladimir Putin sebut Ukraina hanya bertahan seminggu jika tanpa bantuan militer Barat. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Ukraina tidak dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa bantuan militer dan keuangan dari Barat.

Klaim Putin muncul pada Kamis, hari yang sama ketika seorang pejabat Uni Eropa memperingatkan bahwa blok tersebut tidak dapat menggantikan kesenjangan pendanaan jika dukungan untuk Kyiv dari Amerika Serikat menjadi kering.

Seperti diketahui pendanaan Barat untuk Ukraina terancam seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa gejolak politik di Washington dapat membahayakan bantuan militer dan kemanusiaan penting yang dibutuhkan Kyiv untuk melawan invasi Rusia.

Presiden AS Joe Biden pekan ini mengakui bahwa dia khawatir dukungan AS terhadap Ukraina mungkin akan tergelincir.



Berbicara pada hari Kamis di pertemuan Klub Diskusi Valdai, sebuah lembaga think tank yang berbasis di Moskow, di resor Sochi di Laut Hitam, Putin mengatakan bahwa Ukraina mendapat dukungan berkat sumbangan miliaran dolar yang datang setiap bulannya.

“Jika salah satu dari mereka berhenti, semuanya akan mati dalam seminggu,” kata Putin.

“Hal yang sama berlaku untuk sistem pertahanan. Bayangkan saja bantuan itu berhenti besok. Ia hanya akan hidup selama seminggu ketika mereka kehabisan amunisi,” katanya lagi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (7/10/2023).

Putin juga mengeklaim bahwa Ukraina telah kehilangan lebih dari 90.000 tentara sejak serangan balasan Kyiv terhadap pasukan Rusia dimulai pada bulan Juni.

Pada pertemuan Komunitas Politik Eropa (EPC) di Spanyol pada hari Kamis, kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan UE tidak dapat menggantikan AS sebagai donor utama Kyiv.

“Dapatkah Eropa mengisi kesenjangan yang ditinggalkan Amerika? Tentu saja Eropa tidak bisa menggantikan AS,” kata Borrell.

Uni Eropa dan Amerika Serikat—yang keduanya merupakan anggota NATO—berperan penting dalam perjuangan Ukraina melawan Rusia.

UE dan negara-negara anggotanya telah menjanjikan lebih dari USD100 miliar dukungan multi-tahun kepada Ukraina, termasuk pembiayaan pengiriman senjata.

Washington telah memberikan bantuan militer sebesar USD43 miliar, sementara Kongres telah menyetujui USD113 miliar, termasuk bantuan kemanusiaan.

Namun pendanaan baru AS untuk Ukraina telah ditunda sebagai bagian dari kesepakatan akhir pekan dengan oposisi Partai Republik untuk mencegah penutupan atau shutdown pemerintah AS .

Pemecatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy yang dilakukan oleh kubu Partai Republik garis keras minggu ini telah menambah ketidakpastian seputar bantuan untuk Ukraina. Beberapa kelompok garis keras menginginkan bantuan AS ke Ukraina dihentikan.

Jim Dubik, peneliti senior di lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington, DC, mengatakan bahwa Putin mengandalkan NATO dan AS untuk mengurangi dukungan mereka terhadap Ukraina, dan kejadian-kejadian baru-baru ini di Kongres AS akan memengaruhi Putin.

“Dengan memotong bantuan ke Ukraina, Kongres secara langsung mendukung keinginan Putin untuk memecah aliansi...Tindakan Kongres baru-baru ini tidak menunjukkan kepemimpinan strategis yang diharapkan dunia dari Amerika Serikat,” kata Dubik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, saat berbicara pada pertemuan para pemimpin Eropa di Spanyol pada hari Kamis, menyatakan keprihatinannya mengenai “badai politik” yang terjadi di Washington namun dia yakin masih mendapat dukungan bipartisan AS.

Para pemimpin di KTT EPC mengatakan Putin memperhitungkan bahwa negara-negara Barat akan lelah dengan dukungan jangka panjang terhadap Ukraina, sehingga memberinya jalan menuju kemenangan.

“Saya pikir Rusia ingin kita lelah,” kata Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, sambil menambahkan: “Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak lelah. Kami harus membantu Ukraina selama diperlukan.”.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperkuat pesan tersebut dalam pertemuan dengan Zelensky, dan menjanjikan dukungan “tak kenal lelah” untuk Ukraina.

Namun di dalam Uni Eropa terdapat perpecahan.

Slovakia mengumumkan telah membekukan keputusan mengenai bantuan militer kepada Ukraina setelah pemilihan parlemen pada hari Minggu yang dimenangkan oleh partai SMER-SSD pimpinan mantan Perdana Menteri Robert Fico, yang berkampanye dengan janji untuk mengakhiri dukungan militer untuk Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)