Banyak Pria Menjadi Miliarder karena AI, Kenapa Perempuan Tidak Demikian?

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 18:40 WIB
loading...
A A A
“Kita perlu memikirkan jenis-jenis teknologi AI yang didanai dan bagaimana teknologi AI ini digunakan, siapa yang mungkin diuntungkan, dan siapa yang mungkin dirugikan,” tambahnya.

CEO Aligned AI, Rebecca Gorman, mengatakan kepada Insider bahwa para pendiri perempuan sering kali mendapat pengawasan lebih ketat dibandingkan rekan-rekan laki-laki mereka – sesuatu yang kini merugikan perusahaan-perusahaan VC karena kondisi ekonomi global semakin memburuk.

“Mendanai seorang pendiri karena ia memenuhi stereotip adalah strategi yang sukses selama periode tanpa bunga, karena kualitas yang paling penting adalah apakah ia akan mengumpulkan pendanaan yang lebih besar dalam 12-18 bulan ke depan,” katanya.

“Investasi yang terus mengikuti strategi ini akan terlambat menyadari bahwa mereka telah memilih karakteristik pendiri dan startup yang salah untuk dunia dengan suku bunga pasca-nol,” tambahnya.

Bias terhadap kelompok yang terpinggirkan telah lama menjadi masalah AI, dengan model generatif yang cenderung mewarisi prasangka dari kumpulan data yang luas yang menjadi dasar pelatihan mereka.

Misalnya, DALL-E 2 menghasilkan banyak sekali gambar pria kulit putih sebagai respons terhadap permintaan untuk "CEO" dan "direktur" setelah dirilis tahun lalu. Amazon terpaksa menghapus alat perekrutan AI pada tahun 2017 setelah menyadari bahwa itu didiskriminasi terhadap perempuan.

Perdebatan kini sedang berlangsung mengenai bagaimana mencegah penyebaran model dan produk yang bias, dengan California hampir mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan perusahaan modal ventura untuk mengungkapkan ras dan gender para pendiri perusahaan rintisan yang mereka danai.

Angela Hoover, salah satu pendiri dan CEO perusahaan mesin pencari AI yang berbasis di San Francisco, Andi, mengatakan kepada Insider bahwa kurangnya keragaman dalam industri AI dan modal ventura merupakan suatu kekhawatiran.

“Saya khawatir tentang bias dan diskriminasi dalam model AI,” katanya. “Salah satu prioritas terbesar kami adalah memastikan model AI adil dan tidak memihak,” katanya.

“Meskipun AI sangat didominasi oleh laki-laki dan kami masih melihat kesenjangan gender yang besar pada acara-acara AI di San Francisco, kami berharap hal ini akan berubah seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang terlibat dalam perusahaan AI. Semakin banyak keberagaman yang kami miliki dalam AI, semakin baik, " ungkap Hoover.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)