NATO Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Kosovo
loading...
A
A
A
PRISTINA - Sekitar 200 tentara Inggris mendarat di Kosovo pada Jumat (6/10/2023) untuk memperkuat kontingen NATO di provinsi Serbia yang memisahkan diri.
Langkah ini menyusul insiden bulan lalu yang melibatkan polisi etnis Albania. Seorang jenderal Turki akan mengambil alih komando pasukan tersebut pekan depan.
Anggota Batalyon 1 Resimen Kerajaan Putri Wales bergabung dengan 400 tentara Inggris yang sudah berada di Kosovo. Awal pekan ini, pemerintah Rumania juga berjanji akan mengirim 100 tentara lagi.
“Pengerahan ini merupakan langkah bijaksana untuk memastikan KFOR memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk memenuhi mandat PBB untuk menjaga lingkungan yang aman dan terjamin serta kebebasan bergerak bagi semua orang di Kosovo,” ujar pernyataan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut.
NATO mengirim pasukan ke Kosovo pada Juni 1999, setelah melancarkan perang udara selama 78 hari melawan Serbia atas nama separatis etnis Albania di provinsi tersebut.
Pemerintahan sementara di Pristina mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008, namun belum diakui oleh Serbia atau sekitar separuh negara di dunia, termasuk Rusia, China, dan India.
Para pemimpin Albania dan Serbia pekan lalu meminta KFOR mengambil alih tugas kepolisian di wilayah mayoritas Serbia di utara provinsi tersebut.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan hal ini lebih baik daripada memiliki polisi yang loyal kepada Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti, yang dia tuduh “meneror” warga Serbia setempat.
Perdana Menteri Albania Edi Rama berpendapat ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan militan Serbia menyerang polisi etnis Albania.
Langkah ini menyusul insiden bulan lalu yang melibatkan polisi etnis Albania. Seorang jenderal Turki akan mengambil alih komando pasukan tersebut pekan depan.
Anggota Batalyon 1 Resimen Kerajaan Putri Wales bergabung dengan 400 tentara Inggris yang sudah berada di Kosovo. Awal pekan ini, pemerintah Rumania juga berjanji akan mengirim 100 tentara lagi.
“Pengerahan ini merupakan langkah bijaksana untuk memastikan KFOR memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk memenuhi mandat PBB untuk menjaga lingkungan yang aman dan terjamin serta kebebasan bergerak bagi semua orang di Kosovo,” ujar pernyataan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut.
NATO mengirim pasukan ke Kosovo pada Juni 1999, setelah melancarkan perang udara selama 78 hari melawan Serbia atas nama separatis etnis Albania di provinsi tersebut.
Pemerintahan sementara di Pristina mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008, namun belum diakui oleh Serbia atau sekitar separuh negara di dunia, termasuk Rusia, China, dan India.
Para pemimpin Albania dan Serbia pekan lalu meminta KFOR mengambil alih tugas kepolisian di wilayah mayoritas Serbia di utara provinsi tersebut.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan hal ini lebih baik daripada memiliki polisi yang loyal kepada Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti, yang dia tuduh “meneror” warga Serbia setempat.
Perdana Menteri Albania Edi Rama berpendapat ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan militan Serbia menyerang polisi etnis Albania.