Horor Covid-19 Ekuador: Kamar Mayat Penuh, Mayat-mayat Ditumpuk di Kamar Mandi
loading...
A
A
A
Bukan hanya rumah sakit yang kewalahan, tetapi kamar mayat juga. "Staf kamar mayat tidak akan mengambil lagi, berkali-kali kami harus membungkus mayat dan menyimpannya di kamar mandi," katanya.
"Hanya ketika mayat-mayat itu ditumpuk enam atau tujuh, mereka datang untuk mengambilnya," paparnya.
Seorang kolega berusia 26 tahun, yang juga seorang perawat, membenarkan adegan kacau itu. "Ada banyak yang mati di kamar mandi, banyak berbaring di lantai, banyak yang mati di kursi," katanya.
Sistem kesehatan Guayaquil telah runtuh di bawah tekanan pandemi virus corona baru, dan terindikasi memiliki efek knock-on yang dahsyat.
Pada paruh pertama April, provinsi Guayas, yang ibukotanya adalah Guayaquil, mencatat 6.700 kematian, lebih dari tiga kali rata-rata bulanan.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya dari korban jiwa terkait Covid-19 jauh lebih besar daripada jumlah angka resmi nasional yang kurang dari 600 jiwa.
Presiden Lenin Moreno telah mengakui bahwa penghitungan resmi tentang korban jiwa terkait pandemi Covid-19 lebih kecil dari angka sebenarnya.
Seorang dokter berusia 28 tahun di rumah sakit kedua di Guayaquil, yang juga meminta tak ditulis namanya, mengungkap gambaran suram yang sama tentang layanan kesehatan ketika krisis terjadi.
"Mayat berada di koridor bangsal darurat karena kamar mayat penuh," kata petugas medis itu, yang menggambarkan 20 hingga 25 mayat menunggu untuk dibawa pergi.
"Terserah kita untuk mengumpulkan dan membungkus mayat dan menyimpannya sehingga kita bisa mendisinfeksi tempat tidur untuk pasien berikutnya," ujarnya.
"Hanya ketika mayat-mayat itu ditumpuk enam atau tujuh, mereka datang untuk mengambilnya," paparnya.
Seorang kolega berusia 26 tahun, yang juga seorang perawat, membenarkan adegan kacau itu. "Ada banyak yang mati di kamar mandi, banyak berbaring di lantai, banyak yang mati di kursi," katanya.
Sistem kesehatan Guayaquil telah runtuh di bawah tekanan pandemi virus corona baru, dan terindikasi memiliki efek knock-on yang dahsyat.
Pada paruh pertama April, provinsi Guayas, yang ibukotanya adalah Guayaquil, mencatat 6.700 kematian, lebih dari tiga kali rata-rata bulanan.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya dari korban jiwa terkait Covid-19 jauh lebih besar daripada jumlah angka resmi nasional yang kurang dari 600 jiwa.
Presiden Lenin Moreno telah mengakui bahwa penghitungan resmi tentang korban jiwa terkait pandemi Covid-19 lebih kecil dari angka sebenarnya.
Seorang dokter berusia 28 tahun di rumah sakit kedua di Guayaquil, yang juga meminta tak ditulis namanya, mengungkap gambaran suram yang sama tentang layanan kesehatan ketika krisis terjadi.
"Mayat berada di koridor bangsal darurat karena kamar mayat penuh," kata petugas medis itu, yang menggambarkan 20 hingga 25 mayat menunggu untuk dibawa pergi.
"Terserah kita untuk mengumpulkan dan membungkus mayat dan menyimpannya sehingga kita bisa mendisinfeksi tempat tidur untuk pasien berikutnya," ujarnya.