5 Fakta Permusuhan Pemerintah Turki dan Pemberontak PKK

Selasa, 03 Oktober 2023 - 22:05 WIB
loading...
A A A
Dikatakan bahwa tim yang berafiliasi dengan “Brigade of Immortals” kelompok bersenjata Kurdi berada di balik serangan itu, yang merupakan “tindakan pertahanan yang sah” terhadap pemerintah Turki, yang dituduh menginjak-injak hak-hak rakyat Kurdi.

Pernyataan yang disampaikan oleh ANF selanjutnya mengatakan bahwa waktu dan lokasi serangan dimaksudkan untuk dilakukan sesaat sebelum pembukaan Parlemen setelah reses musim panas.

Antara lain, parlemen Turki diperkirakan akan segera membahas ratifikasi aksesi Swedia ke NATO. Turki, anggota NATO, menuntut Swedia menindak “separatis Kurdi” di wilayahnya sebagai syarat untuk meratifikasi perjanjian tersebut.

Pernyataan tersebut mengklaim penyerangan tersebut berhasil dan mencapai tujuannya, meski pelaku gagal melewati gerbang kementerian.

Fakta bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 09:30 pada hari Minggu ketika jalanan hampir kosong memberi petunjuk bahwa warga sipil mungkin bukan sasarannya.

3. Turki Tangkap 928 Anggota PKK

5 Fakta Permusuhan Pemerintah Turki dan Pemberontak PKK

Foto/Reuters

Polisi Turki telah menahan sedikitnya 928 orang yang diduga memiliki hubungan dengan pejuang Kurdi dua hari setelah serangan bom bunuh diri di ibu kota Turki, Ankara.

Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan pada hari Selasa bahwa polisi melakukan penggerebekan di 64 provinsi Turki, menahan orang-orang yang dicurigai menjadi bagian dari “struktur intelijen” Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.

"Sekitar 13.400 personel keamanan ambil bagian dalam operasi tersebut," nya dilansir Al Jazeera. Dia menambahkan bahwa ribuan senjata ilegal telah disita.

4. Pemberontakan PKK Menewaskan Puluhan Ribu Orang

5 Fakta Permusuhan Pemerintah Turki dan Pemberontak PKK

Foto/Reuters

PKK ditetapkan sebagai “organisasi teroris” oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Awalnya mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984, PKK melancarkan pemberontakan yang mengakibatkan kematian puluhan ribu orang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.140)