Taiwan Harapkan India untuk Atasi Kekurangan Tenaga Kerja
loading...
A
A
A
TAIPEI - Taiwan dan India dilaporkan sedang melakukan pembicaraan untuk menandatangani perjanjian mengenai “migrasi dan mobilitas” ketika wilayah itu sedang bergulat dengan kekurangan pekerja di sektor manufaktur, konstruksi dan pertanian.
“Perjanjian tersebut dapat ditandatangani secepatnya bulan depan,” ungkap laporan Hindustan Times awal pekan ini, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
“Perusahaan-perusahaan Taiwan telah menyatakan minatnya mempekerjakan orang-orang dari wilayah timur laut India, yang merupakan rumah bagi sekitar 45 juta orang, karena kesamaan budaya dan pola makan,” klaim laporan tersebut.
“Langkah ini dapat membawa perdagangan bilateral ke arah yang benar dan memiliki potensi yang sangat besar,” papar laporan itu, mengutip Manharsinh Laxmanbhai Yadav, direktur jenderal Asosiasi India-Taipei.
Meskipun India tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai wilayahnya sendiri, perdagangan bilateral terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
India berada di peringkat ke-14 tujuan ekspor terbesar Taiwan dan sumber impor terbesar ke-18, menurut laporan tersebut.
Perdagangan telah tumbuh lebih dari tujuh kali lipat dalam dua dekade terakhir, dari USD1,19 miliar pada tahun 2001 menjadi USD8,4 miliar pada tahun 2022.
Menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, yang dikutip Taipei Times, hingga bulan Agustus, wilayah ini telah menarik lebih dari 746.000 pekerja migran di industri tradisional dan sektor pengasuhan anak, dengan mayoritas berasal dari Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand, serta pada tingkat lebih rendah Malaysia dan Mongolia.
Pekerjaan di Taiwan mempunyai daya tarik yang besar bagi pekerja India karena upah minimum bulanan di pulau tersebut adalah 26.400 dolar Taiwan Baru (sekitar USD820) per bulan.
“Perjanjian tersebut dapat ditandatangani secepatnya bulan depan,” ungkap laporan Hindustan Times awal pekan ini, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
“Perusahaan-perusahaan Taiwan telah menyatakan minatnya mempekerjakan orang-orang dari wilayah timur laut India, yang merupakan rumah bagi sekitar 45 juta orang, karena kesamaan budaya dan pola makan,” klaim laporan tersebut.
“Langkah ini dapat membawa perdagangan bilateral ke arah yang benar dan memiliki potensi yang sangat besar,” papar laporan itu, mengutip Manharsinh Laxmanbhai Yadav, direktur jenderal Asosiasi India-Taipei.
Meskipun India tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai wilayahnya sendiri, perdagangan bilateral terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
India berada di peringkat ke-14 tujuan ekspor terbesar Taiwan dan sumber impor terbesar ke-18, menurut laporan tersebut.
Perdagangan telah tumbuh lebih dari tujuh kali lipat dalam dua dekade terakhir, dari USD1,19 miliar pada tahun 2001 menjadi USD8,4 miliar pada tahun 2022.
Menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, yang dikutip Taipei Times, hingga bulan Agustus, wilayah ini telah menarik lebih dari 746.000 pekerja migran di industri tradisional dan sektor pengasuhan anak, dengan mayoritas berasal dari Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand, serta pada tingkat lebih rendah Malaysia dan Mongolia.
Pekerjaan di Taiwan mempunyai daya tarik yang besar bagi pekerja India karena upah minimum bulanan di pulau tersebut adalah 26.400 dolar Taiwan Baru (sekitar USD820) per bulan.