Mantan Presiden Medvedev: Rusia akan Dapatkan Lebih Banyak Wilayah Baru

Minggu, 01 Oktober 2023 - 01:30 WIB
loading...
Mantan Presiden Medvedev:...
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev tiba untuk mengunjungi lokasi peluncuran roket Kapustin Yar, di Wilayah Astrakhan. Foto/Sputnik/Ekaterina Shtukina
A A A
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan Moskow akan menambahkan lebih banyak wilayah baru ke wilayahnya.

Medvedev mengungkapkan hal itu pada peringatan pertama penyatuan negara itu dengan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Zaporozhye dan Kherson.

“Penduduk di empat wilayah tersebut mengambil bagian dalam referendum setahun yang lalu dan membuat keputusan untuk tetap bersama Tanah Air mereka,” tulis Medvedev di saluran Telegram-nya pada Sabtu (30/9/2023).

“Pilihan ini tidak hanya menjadi simbol pemulihan keadilan sejarah tetapi juga persatuan rakyat Rusia, kemauan dan dedikasi mereka yang luar biasa,” papar dia.

Berbicara tentang pertempuran yang sedang berlangsung di Ukraina, Medvedev yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia bersikeras, “Operasi militer Moskow akan terus berlanjut sampai rezim saat ini di Kiev hancur dan wilayah asli Rusia dibebaskan dari musuh.”

“Kemenangan akan menjadi milik kita. Dan akan ada lebih banyak wilayah baru di Rusia,” tulis mantan presiden tersebut.

Penandatanganan perjanjian yang menggabungkan Republik Rakyat Donetsk (DPR), Lugansk (LPR), serta wilayah Zaporozhye dan Kherson dengan negara Rusia berlangsung di Kremlin pada 30 September 2022.



Hal ini menyusul referendum di empat wilayah yang diadakan antara tanggal 23 dan 27 September tahun lalu.

Selama pemungutan suara, jumlah mereka yang mendukung penyatuan dengan Rusia mencapai 99,23% di DPR, 98,42% di LPR, 87% di Wilayah Kherson, dan 93,11% di Wilayah Zaporozhye.

Hasilnya belum diakui oleh pihak berwenang Ukraina dan para pendukung mereka di Barat.

Dalam pidatonya pada Sabtu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, “Penyatuan wilayah-wilayah baru adalah keputusan yang disengaja, telah lama ditunggu-tunggu, diperoleh dengan susah payah, dan benar-benar populer… yang dibuat secara kolektif melalui referendum yang sepenuhnya sesuai dengan norma-norma internasional.”
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)