Israel Gagalkan Rencana Iran Targetkan dan Memata-matai Politisi Senior
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel menangkap lima warga Palestina dalam sebuah rencana yang diduga dilakukan di Iran untuk menargetkan dan memata-matai politisi senior Israel, termasuk menteri keamanan nasional sayap kanan Israel. Hal itu diungkapkan badan keamanan dalam negeri Israel.
Dinas keamanan Shin Bet menuduh bahwa seorang pejabat keamanan Iran yang tinggal di negara tetangga Yordania telah merekrut tiga pria Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan dua warga Palestina lainnya di Israel untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang beberapa politisi terkenal Israel.
Sasarannya termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir – seorang pemimpin pemukim Israel yang mengawasi kepolisian negara itu di pemerintahan ultranasionalis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu – serta Yehuda Glick, seorang aktivis sayap kanan Israel kelahiran Amerika dan mantan anggota parlemen.
"Rencana tersebut digagalkan oleh pejabat intelijen Israel," kata Shin Bet, tanpa memberikan bukti seperti dilansir dari Al Arabiya, Kamis (27/9/2023).
Misi Iran di PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.
Ben-Gvir, yang mengambil inspirasi dari seorang rabi rasis, telah memicu kemarahan di seluruh Timur Tengah karena kebijakan garis kerasnya terhadap Palestina, retorika dan aksi anti-Arab serta seringnya kunjungan publik ke situs paling suci dan paling diperebutkan di Tanah Suci. Kompleks puncak bukit di Yerusalem, yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci, merupakan pusat konflik emosional Israel-Palestina.
Glick adalah pemimpin dalam kampanye yang mendorong peningkatan akses Yahudi dan hak berdoa di kompleks suci Yerusalem, situs paling suci dalam Yudaisme yang merupakan rumah bagi Kuil-kuil kuno dalam Alkitab. Saat ini, kompleks tersebut menampung Masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Sejak Israel merebut situs tersebut pada tahun 1967, orang-orang Yahudi diizinkan untuk berkunjung tetapi tidak berdoa di sana. Glick sendiri selamat dari upaya pembunuhan oleh Palestina tahun 2014.
Shin Bet tidak merinci identitas pejabat Iran di Yordania yang diduga mengatur rencana tersebut. Dia tidak ditahan dan tampaknya masih buron.
Namun Shin Bet menuduh tiga pria Palestina di Tepi Barat – yang diidentifikasi sebagai Murad Kamamaja (47), Hassan Mujarimah (34), dan Ziad Shanti (45) – mengumpulkan intelijen dan menyelundupkan senjata ke Israel.
Dinas keamanan Shin Bet menuduh bahwa seorang pejabat keamanan Iran yang tinggal di negara tetangga Yordania telah merekrut tiga pria Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan dua warga Palestina lainnya di Israel untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang beberapa politisi terkenal Israel.
Sasarannya termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir – seorang pemimpin pemukim Israel yang mengawasi kepolisian negara itu di pemerintahan ultranasionalis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu – serta Yehuda Glick, seorang aktivis sayap kanan Israel kelahiran Amerika dan mantan anggota parlemen.
"Rencana tersebut digagalkan oleh pejabat intelijen Israel," kata Shin Bet, tanpa memberikan bukti seperti dilansir dari Al Arabiya, Kamis (27/9/2023).
Misi Iran di PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.
Ben-Gvir, yang mengambil inspirasi dari seorang rabi rasis, telah memicu kemarahan di seluruh Timur Tengah karena kebijakan garis kerasnya terhadap Palestina, retorika dan aksi anti-Arab serta seringnya kunjungan publik ke situs paling suci dan paling diperebutkan di Tanah Suci. Kompleks puncak bukit di Yerusalem, yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci, merupakan pusat konflik emosional Israel-Palestina.
Glick adalah pemimpin dalam kampanye yang mendorong peningkatan akses Yahudi dan hak berdoa di kompleks suci Yerusalem, situs paling suci dalam Yudaisme yang merupakan rumah bagi Kuil-kuil kuno dalam Alkitab. Saat ini, kompleks tersebut menampung Masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Sejak Israel merebut situs tersebut pada tahun 1967, orang-orang Yahudi diizinkan untuk berkunjung tetapi tidak berdoa di sana. Glick sendiri selamat dari upaya pembunuhan oleh Palestina tahun 2014.
Shin Bet tidak merinci identitas pejabat Iran di Yordania yang diduga mengatur rencana tersebut. Dia tidak ditahan dan tampaknya masih buron.
Namun Shin Bet menuduh tiga pria Palestina di Tepi Barat – yang diidentifikasi sebagai Murad Kamamaja (47), Hassan Mujarimah (34), dan Ziad Shanti (45) – mengumpulkan intelijen dan menyelundupkan senjata ke Israel.