Mampukah Peralatan Militer Era Soviet Iran Saingi Senjata Modern AS?
loading...
A
A
A
TEHERAN - Di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, senjata lapis baja buatan Uni Soviet nyaris baku hantam dengan senjata modern AS. Namun, akankah mesin-mesin tua era Soviet ini mampu mengimbangi senjata AS di medan perang?
Soviet, dahulu menjual sistem pertahanan udara yang akan menahan segala kemungkinan ancaman udara pada masa itu kepada Iran. Sekitar 500 unit tank T-72 untuk angkatan bersenjata Iran juga termasuk dalam kesepakatan tersebut.
Selain itu, seperti dilansir RBTH, negara-negara lain, seperti AS dan sejumlah negara Eropa, juga menjual senjata mereka ke Teheran, ketika Barat masih berhubungan baik dengan Iran.
(Baca: Khamenei Tolak Berunding dengan AS Terkait Program Nuklir dan Rudal )
Namun, masa itu sudah lama sekali berlalu. Kini, sistem-sistem pertahanan itu tak berpeluang untuk melindungi Iran dari persenjataan modern, serta rudal, jet tempur, dan bomber terbaru yang canggih.
Iran saat ini masih menggunakan dua peralatan militer warisan Soviet, yang pertama adalah tank T-72. Pada masanya, tank ini pernah dianggap sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan. Di Rusia, tank-tank ini telah melewati sejumlah modernisasi supaya kemampuannya setara dengan tank masa kini dan mampu menembus perisai serta lapis baja modern.
Namun, sejak PBB menjatuhkan sanksi atas penjualan senjata terhadap Iran pada akhir 2000-an, tak ada satu pun tank negara itu yang dimodernisasi. Hal ini menjadikan tank tersebut sudah usang dan ketinggalan zaman, sekalipun masih berpotensi memberikan ancaman dengan meriam 125 mm-nya yang besar.
Tank ini juga memiliki dua senapan mesin yang kuat, seperti senapan mesin PKT 7,62 mm untuk mengeliminasi infanteri musuh, serta senapan mesin DShK 12,7 mm berkaliber tinggi, yang digunakan untuk melawan kendaraan lapis baja ringan dan target terbang rendah.
Akan tetapi, pelat lapis baja tank ini tak akan mampu menahan proyektil penembus perisai modern. Selain itu, tank T-72 yang tidak dimodernisasi juga kekurangan daya tembak dan amunisi yang diperlukan untuk menembus pelindung modern tank-tank masa kini.
(Baca: Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz )
Soviet, dahulu menjual sistem pertahanan udara yang akan menahan segala kemungkinan ancaman udara pada masa itu kepada Iran. Sekitar 500 unit tank T-72 untuk angkatan bersenjata Iran juga termasuk dalam kesepakatan tersebut.
Selain itu, seperti dilansir RBTH, negara-negara lain, seperti AS dan sejumlah negara Eropa, juga menjual senjata mereka ke Teheran, ketika Barat masih berhubungan baik dengan Iran.
(Baca: Khamenei Tolak Berunding dengan AS Terkait Program Nuklir dan Rudal )
Namun, masa itu sudah lama sekali berlalu. Kini, sistem-sistem pertahanan itu tak berpeluang untuk melindungi Iran dari persenjataan modern, serta rudal, jet tempur, dan bomber terbaru yang canggih.
Iran saat ini masih menggunakan dua peralatan militer warisan Soviet, yang pertama adalah tank T-72. Pada masanya, tank ini pernah dianggap sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan. Di Rusia, tank-tank ini telah melewati sejumlah modernisasi supaya kemampuannya setara dengan tank masa kini dan mampu menembus perisai serta lapis baja modern.
Namun, sejak PBB menjatuhkan sanksi atas penjualan senjata terhadap Iran pada akhir 2000-an, tak ada satu pun tank negara itu yang dimodernisasi. Hal ini menjadikan tank tersebut sudah usang dan ketinggalan zaman, sekalipun masih berpotensi memberikan ancaman dengan meriam 125 mm-nya yang besar.
Tank ini juga memiliki dua senapan mesin yang kuat, seperti senapan mesin PKT 7,62 mm untuk mengeliminasi infanteri musuh, serta senapan mesin DShK 12,7 mm berkaliber tinggi, yang digunakan untuk melawan kendaraan lapis baja ringan dan target terbang rendah.
Akan tetapi, pelat lapis baja tank ini tak akan mampu menahan proyektil penembus perisai modern. Selain itu, tank T-72 yang tidak dimodernisasi juga kekurangan daya tembak dan amunisi yang diperlukan untuk menembus pelindung modern tank-tank masa kini.
(Baca: Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz )