Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz
loading...
A
A
A
TEHERAN - Seorang anggota komite keamanan nasional Parlemen Iran mengesampingkan serangan drone atau pun rudal sebagai penyebab ledakan di situs nuklir Natanz awal Juli.
Insiden itu terjadi di gudang yang sedang dibangun di kompleks nuklir Natanz di Iran tengah pada 2 Juli. Organisasi Energi Atom Iran mengklaim insiden itu tidak menimbulkan korban maupun polusi radioaktif.
"Yang pasti adalah bahwa dalam pandangan kami, serangan drone, rudal, bom atau roket tidak demikian," tulis kantor berita ISNA, Jumat (31/7/2020), mengutip Mojtaba Zolnour, kepala komite keamanan nasional dan urusan luar negeri Parlemen.
"Ada jejak ledakan dari unsur-unsur di dalam (bangunan) tetapi karena penyelidikan sedang berlangsung, saya tidak akan mengungkapkan detailnya," ujarnya. (Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengumumkan pada 3 Juli bahwa penyebab insiden di Natanz telah ditentukan secara akurat, tetapi menolak untuk memberikan rinciannya dengan alasan keamanan.
Kantor berita pemerintah, IRNA, pada saat insiden menerbitkan sebuah editorial yang memperingatkan musuh bebuyutan Iran terhadap tindakan bermusuhan.
Media itu menyebut akun media sosial Israel mengklaim bahwa negara Yahudi berada di balik insiden itu, tanpa mengidentifikasi akun yang dimaksud.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengakui bahwa insiden itu menyebabkan kerusakan finansial yang signifikan dan bahwa bangunan itu telah dirancang untuk menghasilkan sentrifugal canggih.
Teheran mengumumkan pada bulan Mei tahun lalu bahwa Iran secara progresif akan menangguhkan komitmen tertentu berdasarkan perjanjian nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.
Amerika Serikat (AS) secara sepihak meninggalkan perjanjian multinasional itu pada tahun 2018. (Baca juga: NYT: Bom Kuat yang Ditanam Israel Biang Ledakan Situs Nuklir Iran )
Insiden itu terjadi di gudang yang sedang dibangun di kompleks nuklir Natanz di Iran tengah pada 2 Juli. Organisasi Energi Atom Iran mengklaim insiden itu tidak menimbulkan korban maupun polusi radioaktif.
"Yang pasti adalah bahwa dalam pandangan kami, serangan drone, rudal, bom atau roket tidak demikian," tulis kantor berita ISNA, Jumat (31/7/2020), mengutip Mojtaba Zolnour, kepala komite keamanan nasional dan urusan luar negeri Parlemen.
"Ada jejak ledakan dari unsur-unsur di dalam (bangunan) tetapi karena penyelidikan sedang berlangsung, saya tidak akan mengungkapkan detailnya," ujarnya. (Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengumumkan pada 3 Juli bahwa penyebab insiden di Natanz telah ditentukan secara akurat, tetapi menolak untuk memberikan rinciannya dengan alasan keamanan.
Kantor berita pemerintah, IRNA, pada saat insiden menerbitkan sebuah editorial yang memperingatkan musuh bebuyutan Iran terhadap tindakan bermusuhan.
Media itu menyebut akun media sosial Israel mengklaim bahwa negara Yahudi berada di balik insiden itu, tanpa mengidentifikasi akun yang dimaksud.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengakui bahwa insiden itu menyebabkan kerusakan finansial yang signifikan dan bahwa bangunan itu telah dirancang untuk menghasilkan sentrifugal canggih.
Teheran mengumumkan pada bulan Mei tahun lalu bahwa Iran secara progresif akan menangguhkan komitmen tertentu berdasarkan perjanjian nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.
Amerika Serikat (AS) secara sepihak meninggalkan perjanjian multinasional itu pada tahun 2018. (Baca juga: NYT: Bom Kuat yang Ditanam Israel Biang Ledakan Situs Nuklir Iran )