Siapa Pemimpin Sikh Kanada Hardeep Singh Nijjar?

Jum'at, 22 September 2023 - 03:05 WIB
loading...
A A A
Masalah ini muncul pada tahun 1985 ketika sebuah bom meledak di penerbangan Air India dari Toronto ke London, menewaskan 329 orang di dalamnya.

Setelah penyelidikan yang panjang, dua separatis Sikh di British Columbia dibebaskan dari tuduhan pembunuhan dan konspirasi pada tahun 2005. Orang ketiga dinyatakan bersalah atas pembunuhan karena perannya dalam pembuatan bom.

Perdana Menteri Narendra Modi berulang kali menuduh Kanada tidak berbuat cukup untuk meredam protes Sikh dan aktivitas "anti-India" di Kanada.

Banyak pendukung Khalistan di Kanada berpendapat bahwa gerakan ini adalah gerakan damai, dan mereka telah menjadi sasaran kampanye disinformasi dan pelecehan oleh India.

Penganut Sikh lainnya menjauhkan diri dari gerakan separatis dan mengatakan bahwa gerakan tersebut tidak mewakili pandangan mayoritas penganut Sikh di negara tersebut.

Ujjal Dosanjh, seorang Sikh Kanada dan mantan Perdana Menteri British Columbia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC Newsday bahwa dia tidak percaya Nijjar adalah tokoh terkemuka dalam gerakan global Khalistan, dan menyebutnya sebagai "anak kecil".

Gurpreet Singh, seorang jurnalis dan pembawa acara radio yang berbasis di British Columbia yang pernah mewawancarai Nijjar di masa lalu, mengatakan dia skeptis terhadap klaim India terhadap pemimpin Sikh yang terbunuh.

"Pemerintah India telah menetapkan bahwa dia adalah seorang teroris, tapi atas dasar apa? Dia tidak pernah dihukum di pengadilan mana pun. Dia tidak memiliki catatan kriminal di Kanada," kata Singh kepada BBC.

Wartawan tersebut, yang menggambarkan dirinya sebagai orang India sekuler dan tidak mendukung gerakan Khalistan, mengatakan bahwa dia mengingat Nijjar sebagai orang yang “berbicara sangat lembut” dan aktif di komunitas lokal.

"Tidak ada yang melihat dia memuntahkan racun kepada siapa pun atau marah," katanya. "Anda mungkin tidak setuju dengannya mengenai (Khalistan)...tapi dia punya hak untuk memintanya."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0863 seconds (0.1#10.140)