Azerbaijan Umumkan Menang Perang dan Rebut Kembali Nagorno-Karabakh
loading...
A
A
A
BAKU - Pemerintah Azerbaijan pada Rabu mengumumkan kemenangan perangnya dan merebut kembali Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Menurut pengumuman tersebut, separatis pro-Armenia telah setuju untuk meletakkan senjata mereka setelah menghadapi operasi militer—yang menurut kubu separatis, telah menewaskan 200 orang.
Runtuhnya perlawanan separatis merupakan kemenangan besar bagi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam upayanya mengembalikan wilayah yang mayoritas penduduknya etnis Armenia itu di bawah kendali Baku.
Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali memperebutkan wilayah pegunungan tersebut.
Konflik bertahun-tahun telah ditandai dengan pelanggaran kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak, dan ada kekhawatiran akan adanya krisis pengungsi baru karena penduduk etnis Armenia di Nagorno-Karabakh khawatir akan dipaksa keluar.
Sehari setelah Azerbaijan melancarkan operasi militernya, Baku dan otoritas etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengumumkan gencatan senjata telah ditengahi oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.
“Azerbaijan memulihkan kedaulatannya sebagai hasil dari tindakan anti-teroris yang berhasil di Karabakh,” kata Aliyev dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip AFP, Kamis (21/9/2023).
Dia mengeklaim sebagian besar pasukan Armenia di wilayah tersebut telah dihancurkan dan penarikan pasukan separatis telah dimulai.
"Serangan itu menyebabkan setidaknya 200 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka," kata pejabat separatis Nagorno-Karabakh Gegham Stepanyan.
Menurut pengumuman tersebut, separatis pro-Armenia telah setuju untuk meletakkan senjata mereka setelah menghadapi operasi militer—yang menurut kubu separatis, telah menewaskan 200 orang.
Runtuhnya perlawanan separatis merupakan kemenangan besar bagi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam upayanya mengembalikan wilayah yang mayoritas penduduknya etnis Armenia itu di bawah kendali Baku.
Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali memperebutkan wilayah pegunungan tersebut.
Konflik bertahun-tahun telah ditandai dengan pelanggaran kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak, dan ada kekhawatiran akan adanya krisis pengungsi baru karena penduduk etnis Armenia di Nagorno-Karabakh khawatir akan dipaksa keluar.
Sehari setelah Azerbaijan melancarkan operasi militernya, Baku dan otoritas etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengumumkan gencatan senjata telah ditengahi oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.
“Azerbaijan memulihkan kedaulatannya sebagai hasil dari tindakan anti-teroris yang berhasil di Karabakh,” kata Aliyev dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip AFP, Kamis (21/9/2023).
Dia mengeklaim sebagian besar pasukan Armenia di wilayah tersebut telah dihancurkan dan penarikan pasukan separatis telah dimulai.
"Serangan itu menyebabkan setidaknya 200 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka," kata pejabat separatis Nagorno-Karabakh Gegham Stepanyan.