Azerbaijan Umumkan Menang Perang dan Rebut Kembali Nagorno-Karabakh

Kamis, 21 September 2023 - 07:45 WIB
loading...
Azerbaijan Umumkan Menang...
Azerbaijan umumkan kemenangan perang dan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh dari separatis pro-Armenia. Foto/Kementerian Pertahanan Azerbaijan via REUTERS
A A A
BAKU - Pemerintah Azerbaijan pada Rabu mengumumkan kemenangan perangnya dan merebut kembali Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Menurut pengumuman tersebut, separatis pro-Armenia telah setuju untuk meletakkan senjata mereka setelah menghadapi operasi militer—yang menurut kubu separatis, telah menewaskan 200 orang.

Runtuhnya perlawanan separatis merupakan kemenangan besar bagi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam upayanya mengembalikan wilayah yang mayoritas penduduknya etnis Armenia itu di bawah kendali Baku.

Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali memperebutkan wilayah pegunungan tersebut.



Konflik bertahun-tahun telah ditandai dengan pelanggaran kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak, dan ada kekhawatiran akan adanya krisis pengungsi baru karena penduduk etnis Armenia di Nagorno-Karabakh khawatir akan dipaksa keluar.

Sehari setelah Azerbaijan melancarkan operasi militernya, Baku dan otoritas etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengumumkan gencatan senjata telah ditengahi oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.

“Azerbaijan memulihkan kedaulatannya sebagai hasil dari tindakan anti-teroris yang berhasil di Karabakh,” kata Aliyev dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip AFP, Kamis (21/9/2023).

Dia mengeklaim sebagian besar pasukan Armenia di wilayah tersebut telah dihancurkan dan penarikan pasukan separatis telah dimulai.

"Serangan itu menyebabkan setidaknya 200 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka," kata pejabat separatis Nagorno-Karabakh Gegham Stepanyan.

Pada Rabu malam, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Azerbaijan telah menembaki posisinya di sepanjang perbatasan antara musuh bebuyutan tersebut. Pertempuran di perbatasan seperti ini sering terjadi.

Berdasarkan gencatan senjata, kelompok separatis mengatakan mereka setuju untuk membubarkan pasukan mereka sepenuhnya dan Armenia akan menarik semua pasukan yang mereka miliki di wilayah tersebut.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan semua senjata dan persenjataan berat harus diserahkan di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Rusia yang berkekuatan 2.000 orang di lapangan.

Kedua belah pihak mengatakan pembicaraan mengenai reintegrasi wilayah yang memisahkan diri ke wilayah Azerbaijan lainnya akan diadakan pada hari Kamis di kota Yevlakh.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan penjaga perdamaian Moskow akan menengahi pembicaraan tersebut.

Moskow—yang merupakan perantara kekuasaan regional—mengatakan beberapa anggota pasukannya di Nagorno-Karabakh tewas ketika mobil mereka diserang.

Operasi Baku adalah konfrontasi kekerasan terbaru atas Nagorno-Karabakh.

Setelah Uni Soviet runtuh, kelompok separatis pro-Armenia merebut wilayah tersebut—yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan—pada awal tahun 1990-an.

Hal ini memicu perang yang menyebabkan 30.000 orang tewas dan ratusan ribu orang mengungsi.

Dalam perang enam minggu pada tahun 2020, Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayah di dalam dan sekitar wilayah tersebut.

Presiden Aliyev mengatakan kejadian minggu ini akan berdampak positif pada proses perdamaian antara Azerbaijan dan Armenia.

Penasihat kebijakan luar negerinya, Hikmet Hajiyev menjanjikan perjalanan yang aman bagi kelompok separatis yang menyerah dan mengatakan Baku mengupayakan reintegrasi secara damai warga etnis Armenia di Nagorno-Karabakh.

Seorang pejabat separatis mengatakan lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi dari komunitas Armenia di Nagorno-Karabakh.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Jerman Tak Siap Hadapi...
Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia, Ini Sebabnya
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
Negara NATO Ini Klaim...
Negara NATO Ini Klaim Bakal Diinvasi Rusia Beberapa Tahun Lagi
Rusia Klaim Diserang...
Rusia Klaim Diserang Ukraina Lebih dari 1.300 Kali selama Gencatan Senjata Paskah
2 Jet Tempur Inggris...
2 Jet Tempur Inggris Cegat Sepasang Pesawat Rusia di Dekat Negara NATO
Rusia Pukul Mundur Serangan...
Rusia Pukul Mundur Serangan Ukraina di Tengah Gencatan Senjata Paskah
Trump Akan Akui Crimea...
Trump Akan Akui Crimea Milik Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Aktris Hollywood Angelina...
Aktris Hollywood Angelina Jolie Dukung Palestina, Posting Penderitaan Warga Gaza di Instagram
Rekomendasi
Pecel hingga Ketoprak...
Pecel hingga Ketoprak Masuk Daftar 100 Salad Terbaik di Dunia
Rahasia Keperkasaan...
Rahasia Keperkasaan Uzbekistan: Juara Piala Asia U-17, U-20, hingga Menuju Piala Dunia 2026
Pemain Timnas Indonesia...
Pemain Timnas Indonesia Eliano Reijnders Masuk Radar Transfer Selangor FC
Berita Terkini
Jerman Tak Siap Hadapi...
Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia, Ini Sebabnya
28 menit yang lalu
White Paper Baru China...
White Paper Baru China Hindari Kata Tibet, Diganti dengan Xizang
1 jam yang lalu
Mahasiswa Indonesia...
Mahasiswa Indonesia Ditahan AS, Jadi Korban Kebijakan Imigrasi Trump
1 jam yang lalu
Jenderal AS Ini Sudah...
Jenderal AS Ini Sudah Tak Sabar Ingin Mengebom Iran, tapi...
2 jam yang lalu
Dulu Menentang, Sekarang...
Dulu Menentang, Sekarang Arab Saudi Dukung Kesepakatan Nuklir Iran-AS, Mengapa?
3 jam yang lalu
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
3 jam yang lalu
Infografis
Sistem Perang Elektronik...
Sistem Perang Elektronik Rusia Bikin Senjata NATO Jadi Rongsokan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved