8 Dampak Penerapan Abraham Accords bagi Uni Emirat Arab selama 3 Tahun
loading...
A
A
A
“Koalisi tempat UEA menandatangani perjanjian bukanlah orang atau sistem yang sedang dihadapi UEA. Ini… mengganggu kesinambungan dan keakraban,” kata al-Hussein.
Dengan latar belakang meningkatnya kekerasan Israel terhadap warga Palestina di bawah pemerintahan ini, UEA mengutuk pelanggaran hak-hak dasar Palestina yang dilakukan Israel.
Misalnya, pada bulan April 2022, Menteri Negara Kerja Sama Internasional UEA, Reem binti Ibrahim al-Hashemy, memanggil duta besar Israel untuk Abu Dhabi untuk memprotes serangan kekerasan Israel di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.
UEA sambil menekankan “perlunya untuk mendorong sebuah lingkungan yang tepat yang akan memungkinkan kembalinya perundingan serius yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif serta pembentukan negara Palestina yang merdeka … sesuai dengan resolusi internasional yang sah dan Inisiatif Perdamaian Arab.”
Dan kemudian, pada awal tahun ini, Abu Dhabi “meminta pemerintah Israel untuk memikul tanggung jawab mengurangi eskalasi dan ketidakstabilan di kawasan” setelah serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin.
Foto/Reuters
“Baru-baru ini, UEA telah menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mengkritik aspek-aspek kebijakan Israel yang ditentangnya, termasuk serangan Israel terhadap kota Jenin, rencananya untuk menyetujui pembangunan 10.000 rumah baru di permukiman tersebut, dan pernyataan-pernyataan yang menghasut yang dibuat oleh tokoh-tokoh ekstremis seperti Ben-Gvir,” ungkap Elham Fakhro, peneliti di Pusat Studi Teluk Universitas Exeter, mengatakan kepada Al Jazeera.
Kritik terhadap UEA telah menyatakan keraguan apakah ketidaksenangan ini melampaui pernyataan, dan hanya untuk konsumsi domestik dan bukan untuk kepentingan rakyat Palestina. Namun, Fakhro mengatakan kesediaan UEA untuk mengkritik Israel mencerminkan “semakin meningkatnya kepercayaan UEA terhadap hubungannya dengan Israel, dan mungkin tujuannya untuk mulai menggunakan hubungan tersebut dalam upaya membentuk arah kebijakan Israel terhadap Palestina”.
Foto/Reuters
Perhitungan dasar yang dilakukan Abu Dhabi dan Tel Aviv pada tahun 2020 tidak berubah, dan tampaknya memang demikian terkait dengan mereka yang mempertanyakan komitmen jangka panjang Washington terhadap Timur Tengah.
“Keharusan strategis menuju regionalisasi yang lebih besar tetap ada karena peran utama Amerika dalam keamanan menjadi semakin ambigu,” ungkap Kristin Smith Diwan, peneliti senior di Arab Gulf States Institute di Washington, DC, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Baik [UEA dan Israel] mendapat manfaat sebagai penggerak awal dalam menciptakan hubungan yang lebih terbuka yang memperkuat posisi mereka melalui teknologi, pertahanan, dan kerja sama ekonomi.”
Foto/Reuters
Dengan latar belakang meningkatnya kekerasan Israel terhadap warga Palestina di bawah pemerintahan ini, UEA mengutuk pelanggaran hak-hak dasar Palestina yang dilakukan Israel.
Misalnya, pada bulan April 2022, Menteri Negara Kerja Sama Internasional UEA, Reem binti Ibrahim al-Hashemy, memanggil duta besar Israel untuk Abu Dhabi untuk memprotes serangan kekerasan Israel di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.
UEA sambil menekankan “perlunya untuk mendorong sebuah lingkungan yang tepat yang akan memungkinkan kembalinya perundingan serius yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif serta pembentukan negara Palestina yang merdeka … sesuai dengan resolusi internasional yang sah dan Inisiatif Perdamaian Arab.”
Dan kemudian, pada awal tahun ini, Abu Dhabi “meminta pemerintah Israel untuk memikul tanggung jawab mengurangi eskalasi dan ketidakstabilan di kawasan” setelah serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin.
3. Ikut Mengontrol Kebijakan Dalam Negeri Israel
Foto/Reuters
“Baru-baru ini, UEA telah menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mengkritik aspek-aspek kebijakan Israel yang ditentangnya, termasuk serangan Israel terhadap kota Jenin, rencananya untuk menyetujui pembangunan 10.000 rumah baru di permukiman tersebut, dan pernyataan-pernyataan yang menghasut yang dibuat oleh tokoh-tokoh ekstremis seperti Ben-Gvir,” ungkap Elham Fakhro, peneliti di Pusat Studi Teluk Universitas Exeter, mengatakan kepada Al Jazeera.
Kritik terhadap UEA telah menyatakan keraguan apakah ketidaksenangan ini melampaui pernyataan, dan hanya untuk konsumsi domestik dan bukan untuk kepentingan rakyat Palestina. Namun, Fakhro mengatakan kesediaan UEA untuk mengkritik Israel mencerminkan “semakin meningkatnya kepercayaan UEA terhadap hubungannya dengan Israel, dan mungkin tujuannya untuk mulai menggunakan hubungan tersebut dalam upaya membentuk arah kebijakan Israel terhadap Palestina”.
4. Dipengaruhi Sekutu Utama yakni Amerika Serikat
Foto/Reuters
Perhitungan dasar yang dilakukan Abu Dhabi dan Tel Aviv pada tahun 2020 tidak berubah, dan tampaknya memang demikian terkait dengan mereka yang mempertanyakan komitmen jangka panjang Washington terhadap Timur Tengah.
“Keharusan strategis menuju regionalisasi yang lebih besar tetap ada karena peran utama Amerika dalam keamanan menjadi semakin ambigu,” ungkap Kristin Smith Diwan, peneliti senior di Arab Gulf States Institute di Washington, DC, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Baik [UEA dan Israel] mendapat manfaat sebagai penggerak awal dalam menciptakan hubungan yang lebih terbuka yang memperkuat posisi mereka melalui teknologi, pertahanan, dan kerja sama ekonomi.”
5. Tidak Ada Penyesalan dari UEA
Foto/Reuters