Badan Intel Rusia: AS Pertimbangkan Bunuh Pemimpin Kudeta Niger Demi Demokrasi
loading...
A
A
A
Presiden Gerald Ford secara eksplisit melarang pegawai pemerintah AS berpartisipasi dalam plot pembunuhan politik berdasarkan perintah eksekutif tahun 1976.
Presiden Jimmy Carter memperluas larangan tersebut pada tahun 1978, dengan menambahkan orang-orang yang “bertindak atas nama” Washington ke dalam perintah tersebut, sementara Presiden Ronald Reagan menghapus kata-kata “politik” pada tahun 1981.
“Sepertinya Gedung Putih telah memutuskan menggunakan solusi lama dan, seperti yang mereka katakan, solusi yang telah teruji oleh waktu, setelah menghadapi apa yang mereka anggap sebagai kebangkitan geopolitik Afrika yang mengejutkan dan tidak menyenangkan,” klaim penilaian SVR.
Badan Rusia tersebut menyatakan pemerintah AS akan menganggap tindakan apa pun terhadap pemerintahan Niger sebagai “memperkuat demokrasi.”
Presiden Jimmy Carter memperluas larangan tersebut pada tahun 1978, dengan menambahkan orang-orang yang “bertindak atas nama” Washington ke dalam perintah tersebut, sementara Presiden Ronald Reagan menghapus kata-kata “politik” pada tahun 1981.
“Sepertinya Gedung Putih telah memutuskan menggunakan solusi lama dan, seperti yang mereka katakan, solusi yang telah teruji oleh waktu, setelah menghadapi apa yang mereka anggap sebagai kebangkitan geopolitik Afrika yang mengejutkan dan tidak menyenangkan,” klaim penilaian SVR.
Badan Rusia tersebut menyatakan pemerintah AS akan menganggap tindakan apa pun terhadap pemerintahan Niger sebagai “memperkuat demokrasi.”
(sya)