4 Fakta Rudal Setan II, Misil Nuklir Rusia Bisa Hantam Eropa dalam 3 Menit
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengumumkan rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat telah dikerahkan untuk tugas tempur. Senjata yang dijuluki misil Setan II ini, yang bisa membawa banyak hulu ledak nuklir dalam sekali tembak, bisa menghantam titik terjauh Eropa dalam tiga menit.
“Sistem rudal strategis Sarmat telah memasuki tugas aktif,” kata Kepala Roscosmos Yuri Borisov, pada Jumat lalu.
Pengumuman ini muncul ketika ketegangan Rusia dan Barat semakin memuncak terkait perang Moskow di Ukraina. Barat nyaris tanpa henti memasok Kyiv dengan senjata modern.
RS-28 Sarmat adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi terbaru Rusia yang ditetapkan untuk menjadi tulang punggung penangkal strategis berbasis silo di negara tersebut. Ia menjadi salah satu rudal nuklir paling mematikan di dunia.
NATO menyebut rudal Sarmat sebagai SS-X-29 atau SS-X-30, namun para analis dan media Barat sering menyebutnya sebagai Setan II. Nama ini diambil dari nama pelaporan NATO SS-18 Setan, yang digunakan untuk sistem rudal R-36M yang akan digantikan oleh Sarmat.
Moniker Setan II memainkan asosiasi yang menakutkan antara kejahatan dan penderitaan, sehingga menarik perhatian media dan publik.
Sistem rudal balistik antarbenua ini mampu membawa hingga 15 hulu ledak nuklir dalam sekali tembak. Rudal Setan II merupakan pengganti ICBM R-36 yang oleh NATO dinamai sebagai SS-18 Setan.
Dengan berat lebih dari 200 ton, Sarmat dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal musuh dengan fase peluncuran yang singkat, sehingga memberikan sistem pengawasan musuh peluang sempit untuk melacaknya.
Berukuran 116 kaki, misil ini disusun sebagai Multiple Independently Targetable Re-Entry Vehicles, yang berarti satu roket dapat mencapai serangkaian sasaran sekaligus.
Misil berbasis silo ini menjadi salah satu dari beberapa senjata canggih yang pengembangannya diumumkan Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018, termasuk rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal Sarmat merupakan respons Moskow terhadap sistem Prompt Global Strike Amerika Serikat.
Rudal Sarmat dapat mencapai kecepatan lebih dari 12.000 mph, yang berarti berpotensi mencapai titik terjauh di Eropa dalam waktu 3 menit.
Misil Setan II ini dapat menempuh jarak 6.200hingga 11.180 mil, menurut data Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di AS.
RS-28 Sarmat melakukan uji terbang pertamanya pada April 2022. Seperti yang dijanjikan, rudal ini secara resmi memasuki layanan tempur pada 2023.
Presiden Vladimir Putin mengeklaim bahwa rudal ini tidak seperti rudal yang dimiliki oleh negara adidaya saingan Rusia dan semua komponennya diproduksi di dalam negeri. Artinya, Rusia tidak bergantung pada mitra asing dalam produksinya.
Putin mengatakan keberadaan rudal Sarmat akan membuat para musuh berpikir dua kali jika bermaksud menyerang Rusia.
“Sistem rudal strategis Sarmat telah memasuki tugas aktif,” kata Kepala Roscosmos Yuri Borisov, pada Jumat lalu.
Pengumuman ini muncul ketika ketegangan Rusia dan Barat semakin memuncak terkait perang Moskow di Ukraina. Barat nyaris tanpa henti memasok Kyiv dengan senjata modern.
4 Fakta ICBM RS-28 Sarmat Rusia
1. Dinamai Rudal Setan II oleh Analis Barat
RS-28 Sarmat adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi terbaru Rusia yang ditetapkan untuk menjadi tulang punggung penangkal strategis berbasis silo di negara tersebut. Ia menjadi salah satu rudal nuklir paling mematikan di dunia.
NATO menyebut rudal Sarmat sebagai SS-X-29 atau SS-X-30, namun para analis dan media Barat sering menyebutnya sebagai Setan II. Nama ini diambil dari nama pelaporan NATO SS-18 Setan, yang digunakan untuk sistem rudal R-36M yang akan digantikan oleh Sarmat.
Moniker Setan II memainkan asosiasi yang menakutkan antara kejahatan dan penderitaan, sehingga menarik perhatian media dan publik.
2. Bawa 15 Hulu Ledak Nuklir dalam Sekali Tembak
Sistem rudal balistik antarbenua ini mampu membawa hingga 15 hulu ledak nuklir dalam sekali tembak. Rudal Setan II merupakan pengganti ICBM R-36 yang oleh NATO dinamai sebagai SS-18 Setan.
Dengan berat lebih dari 200 ton, Sarmat dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal musuh dengan fase peluncuran yang singkat, sehingga memberikan sistem pengawasan musuh peluang sempit untuk melacaknya.
Berukuran 116 kaki, misil ini disusun sebagai Multiple Independently Targetable Re-Entry Vehicles, yang berarti satu roket dapat mencapai serangkaian sasaran sekaligus.
Misil berbasis silo ini menjadi salah satu dari beberapa senjata canggih yang pengembangannya diumumkan Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018, termasuk rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal Sarmat merupakan respons Moskow terhadap sistem Prompt Global Strike Amerika Serikat.
3. Bisa Hantam Titik Terjauh Eropa dalam 3 Menit
Rudal Sarmat dapat mencapai kecepatan lebih dari 12.000 mph, yang berarti berpotensi mencapai titik terjauh di Eropa dalam waktu 3 menit.
Misil Setan II ini dapat menempuh jarak 6.200hingga 11.180 mil, menurut data Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di AS.
RS-28 Sarmat melakukan uji terbang pertamanya pada April 2022. Seperti yang dijanjikan, rudal ini secara resmi memasuki layanan tempur pada 2023.
4. Bikin Musuh Berpikir 2 Kali
Presiden Vladimir Putin mengeklaim bahwa rudal ini tidak seperti rudal yang dimiliki oleh negara adidaya saingan Rusia dan semua komponennya diproduksi di dalam negeri. Artinya, Rusia tidak bergantung pada mitra asing dalam produksinya.
Putin mengatakan keberadaan rudal Sarmat akan membuat para musuh berpikir dua kali jika bermaksud menyerang Rusia.
(mas)