4 Tanda Krisis Pakistan Makin memburuk, Ekonomi Lumpuh dan Konflik Politik Terus Berlanjut
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Krisis di berbagai sendiri yang melanda Pakistan belum usai. Pakistan terancam menjadi negara yang gagal.
Rakyat Pakistan sudah mulai marah dan memprotes kebijakan pemerintahan sementara yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat. Pemilu yang akan digelar juga dianggap tidak menjadi solusi jangka pendek dan jangka panjang bagi negara tersebut.
Foto/Reuters
Ribuan pedagang Pakistan menutup toko-toko mereka, melakukan aksi mogok karena melonjaknya tagihan energi dan bahan bakar yang memicu ketidakpuasan luas menjelang pemilu nasional.
Terjadi penutupan pasar secara luas pada hari Sabtu di Lahore, Karachi dan Peshawar, di mana pasar-pasar yang ditinggalkan ditempel dengan plakat yang mengecam “kenaikan tagihan listrik dan pajak yang tidak masuk akal”.
“Semua orang berpartisipasi karena situasinya kini semakin tidak tertahankan,” kata presiden Serikat Pedagang Kotapraja Lahore, Ajmal Hashmi, kepada kantor berita AFP.
“Bantuan harus diberikan agar masyarakat bisa menyediakan makanan.”
Foto/Reuters
Salah urus dan ketidakstabilan selama beberapa dekade telah melemahkan perekonomian Pakistan, dan musim panas ini Islamabad terpaksa membuat kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghindari gagal bayar.
Namun, pemberi pinjaman global tersebut menuntut agar subsidi populer yang meringankan biaya hidup dipangkas. Harga bensin dan listrik meroket.
Para pedagang mempunyai kekuasaan yang sangat besar di Pakistan, dan menjelang pemilu yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah menghadapi tugas berat untuk menjaga agar mereka tetap mendukung dan tetap berpegang pada langkah-langkah penghematan IMF.
Rakyat Pakistan sudah mulai marah dan memprotes kebijakan pemerintahan sementara yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat. Pemilu yang akan digelar juga dianggap tidak menjadi solusi jangka pendek dan jangka panjang bagi negara tersebut.
Berikut adalah 4 tanda krisis di Pakistan semakin memburuk.
1. Ribuan Toko Tutup
Foto/Reuters
Ribuan pedagang Pakistan menutup toko-toko mereka, melakukan aksi mogok karena melonjaknya tagihan energi dan bahan bakar yang memicu ketidakpuasan luas menjelang pemilu nasional.
Terjadi penutupan pasar secara luas pada hari Sabtu di Lahore, Karachi dan Peshawar, di mana pasar-pasar yang ditinggalkan ditempel dengan plakat yang mengecam “kenaikan tagihan listrik dan pajak yang tidak masuk akal”.
“Semua orang berpartisipasi karena situasinya kini semakin tidak tertahankan,” kata presiden Serikat Pedagang Kotapraja Lahore, Ajmal Hashmi, kepada kantor berita AFP.
“Bantuan harus diberikan agar masyarakat bisa menyediakan makanan.”
Baca Juga
2. Subsidi Dicabut, Harga Bahan Bakar Melonjak
Foto/Reuters
Salah urus dan ketidakstabilan selama beberapa dekade telah melemahkan perekonomian Pakistan, dan musim panas ini Islamabad terpaksa membuat kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghindari gagal bayar.
Namun, pemberi pinjaman global tersebut menuntut agar subsidi populer yang meringankan biaya hidup dipangkas. Harga bensin dan listrik meroket.
Para pedagang mempunyai kekuasaan yang sangat besar di Pakistan, dan menjelang pemilu yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah menghadapi tugas berat untuk menjaga agar mereka tetap mendukung dan tetap berpegang pada langkah-langkah penghematan IMF.