3 Alasan Jepang Membuang Air Bekas Terkontaminasi Nuklir Fukushima ke Laut
loading...
A
A
A
Greenpeace mengatakan bahwa risiko radiologi belum sepenuhnya dinilai, dan bahwa dampak biologis dari tritium, karbon-14, strontium-90 dan yodium-129 – yang dilepaskan bersama air – 'telah diabaikan'.
Proses penyaringan akan menghilangkan strontium-90 dan yodium-129, dan konsentrasi karbon-14 dalam air yang terkontaminasi jauh lebih rendah dari standar pembuangan yang ditetapkan.
Jepang mengatakan kadar tritium dalam air akan berada di bawah batas yang dianggap aman untuk diminum menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia.
“Sementara itu, bukanlah kebiasaan negara mana pun untuk meminum air yang dikeluarkan dari fasilitas nuklir,” kata misi Jepang untuk Badan Energi Atom Internasional pekan lalu.
Pemerintah akan mengambil “langkah-langkah yang tepat, termasuk penghentian segera pembuangan” jika terdeteksi bahan radioaktif dengan konsentrasi sangat tinggi, kata dokumen itu.
Pemerintah Korea Selatan telah menyimpulkan dari studinya sendiri bahwa pelepasan air tersebut memenuhi standar internasional dan menyatakan menghormati penilaian IAEA.
Foto/Reuters
Tepco telah menjalin hubungan dengan komunitas nelayan dan pemangku kepentingan lainnya serta mempromosikan produk pertanian, perikanan, dan hutan di toko-toko dan restoran untuk mengurangi dampak buruk reputasi terhadap produk-produk dari daerah tersebut.
Serikat nelayan di Fukushima telah mendesak pemerintah selama bertahun-tahun untuk tidak melepaskan air tersebut, dengan alasan hal itu akan membatalkan upaya memulihkan reputasi perikanan mereka yang rusak.
Masanobu Sakamoto, ketua Federasi Asosiasi Koperasi Perikanan Nasional, mengatakan bahwa kelompok tersebut memahami bahwa pelepasan tersebut aman secara ilmiah tetapi masih mengkhawatirkan kerusakan reputasi.
Negara-negara tetangga juga menyatakan keprihatinannya. China adalah negara yang paling vokal, menyebut rencana Jepang tidak bertanggung jawab, tidak populer, dan sepihak. China adalah importir makanan laut Jepang terbesar.
Proses penyaringan akan menghilangkan strontium-90 dan yodium-129, dan konsentrasi karbon-14 dalam air yang terkontaminasi jauh lebih rendah dari standar pembuangan yang ditetapkan.
Jepang mengatakan kadar tritium dalam air akan berada di bawah batas yang dianggap aman untuk diminum menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia.
“Sementara itu, bukanlah kebiasaan negara mana pun untuk meminum air yang dikeluarkan dari fasilitas nuklir,” kata misi Jepang untuk Badan Energi Atom Internasional pekan lalu.
Pemerintah akan mengambil “langkah-langkah yang tepat, termasuk penghentian segera pembuangan” jika terdeteksi bahan radioaktif dengan konsentrasi sangat tinggi, kata dokumen itu.
Pemerintah Korea Selatan telah menyimpulkan dari studinya sendiri bahwa pelepasan air tersebut memenuhi standar internasional dan menyatakan menghormati penilaian IAEA.
3. Dunia Tak Lagi Mau Produk Perikanan Jepang
Foto/Reuters
Tepco telah menjalin hubungan dengan komunitas nelayan dan pemangku kepentingan lainnya serta mempromosikan produk pertanian, perikanan, dan hutan di toko-toko dan restoran untuk mengurangi dampak buruk reputasi terhadap produk-produk dari daerah tersebut.
Serikat nelayan di Fukushima telah mendesak pemerintah selama bertahun-tahun untuk tidak melepaskan air tersebut, dengan alasan hal itu akan membatalkan upaya memulihkan reputasi perikanan mereka yang rusak.
Masanobu Sakamoto, ketua Federasi Asosiasi Koperasi Perikanan Nasional, mengatakan bahwa kelompok tersebut memahami bahwa pelepasan tersebut aman secara ilmiah tetapi masih mengkhawatirkan kerusakan reputasi.
Negara-negara tetangga juga menyatakan keprihatinannya. China adalah negara yang paling vokal, menyebut rencana Jepang tidak bertanggung jawab, tidak populer, dan sepihak. China adalah importir makanan laut Jepang terbesar.