Vladimir Putin: De-dolarisasi Tidak Dapat Diubah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Dolar Amerika Serikat (AS) kehilangan peran globalnya dalam proses yang objektif dan tidak dapat diubah. Hal itu dikatakan Putin kepada peserta KTT BRICS di Afrika Selatan melalui tautan video, setelah memilih untuk tidak menghadiri acara tersebut secara langsung.
"De-dolarisasi mendapatkan momentum," kata Putin seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (23/8/2023).
Ia menambahkan bahwa anggota kelompok negara-negara berkembang berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada greenback dalam transaksi timbal balik.
Pemimpin Rusia tersebut mengklaim lima anggota BRICS – Rusia, China, India, Brasil, dan Afrika Selatan – menjadi pemimpin ekonomi dunia yang baru, dan menambahkan bahwa kontribusi kumulatif mereka terhadap PDB global telah mencapai 26%.
Ia mencatat bahwa jika diukur dengan paritas daya beli, BRICS telah melampaui negara-negara industri terkemuka di Kelompok Tujuh – menyumbang 31% dari perekonomian global, dibandingkan dengan 30% di G7.
"Selama 10 tahun terakhir, investasi timbal balik antara negara-negara anggota BRICS telah meningkat enam kali lipat. Total investasi mereka dalam perekonomian dunia meningkat dua kali lipat, sementara ekspor kumulatif mencapai 20% dari total global," kata Putin.
Moskow berfokus pada reorientasi rute transportasi dan logistiknya menuju mitra asing yang dapat diandalkan, termasuk anggota BRICS, untuk memastikan pasokan energi dan pangan ke pasar internasional tidak terputus.
"Tujuan utama Rusia termasuk mengembangkan Rute Laut Utara dan koridor transportasi 'Utara-Selatan'," kata Putin.
Jalur pertama, melewati Samudra Arktik, di sepanjang garis pantai utara Rusia, akan memastikan pengiriman barang lebih cepat antara Eropa dan Timur Jauh. Yang kedua akan menghubungkan pelabuhan utara dan Baltik Rusia ke Teluk Persia dan Samudera Hindia, memfasilitasi pergerakan kargo antara negara-negara Eurasia dan Afrika.
"De-dolarisasi mendapatkan momentum," kata Putin seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (23/8/2023).
Ia menambahkan bahwa anggota kelompok negara-negara berkembang berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada greenback dalam transaksi timbal balik.
Pemimpin Rusia tersebut mengklaim lima anggota BRICS – Rusia, China, India, Brasil, dan Afrika Selatan – menjadi pemimpin ekonomi dunia yang baru, dan menambahkan bahwa kontribusi kumulatif mereka terhadap PDB global telah mencapai 26%.
Ia mencatat bahwa jika diukur dengan paritas daya beli, BRICS telah melampaui negara-negara industri terkemuka di Kelompok Tujuh – menyumbang 31% dari perekonomian global, dibandingkan dengan 30% di G7.
"Selama 10 tahun terakhir, investasi timbal balik antara negara-negara anggota BRICS telah meningkat enam kali lipat. Total investasi mereka dalam perekonomian dunia meningkat dua kali lipat, sementara ekspor kumulatif mencapai 20% dari total global," kata Putin.
Moskow berfokus pada reorientasi rute transportasi dan logistiknya menuju mitra asing yang dapat diandalkan, termasuk anggota BRICS, untuk memastikan pasokan energi dan pangan ke pasar internasional tidak terputus.
"Tujuan utama Rusia termasuk mengembangkan Rute Laut Utara dan koridor transportasi 'Utara-Selatan'," kata Putin.
Jalur pertama, melewati Samudra Arktik, di sepanjang garis pantai utara Rusia, akan memastikan pengiriman barang lebih cepat antara Eropa dan Timur Jauh. Yang kedua akan menghubungkan pelabuhan utara dan Baltik Rusia ke Teluk Persia dan Samudera Hindia, memfasilitasi pergerakan kargo antara negara-negara Eurasia dan Afrika.