Jelang Invasi Militer ECOWAS, Ribuan Pemuda Niger Jadi Sukarelawan
loading...
A
A
A
Tetapi banyak orang di sekitar stadion tampak bersemangat untuk bertarung.
"Mereka meminta pemuda untuk menanggapi kemungkinan serangan di tanah kami. Dan kami siap untuk serangan apa pun," kata blogger Tahirou Seydou Abdoul Nassirou.
"Hidupku, aku memberikan hidupku untuk negaraku," katanya, menyeka air mata dari matanya saat para pemuda lainnya mengangguk dan menyemangati kata-katanya.
Delegasi ECOWAS terbang ke Niamey untuk mengadakan pembicaraan dengan junta, menunjukkan bahwa upaya untuk menyelesaikan kebuntuan secara damai masih berlangsung.
Tingkat dukungan untuk junta di seluruh Niger sulit dinilai, tetapi ribuan orang menghadiri rapat umum sebelumnya di stadion pada 11 Agustus dan memuji janji para pemimpin kudeta untuk melawan blok tersebut.
Di stadion pada Sabtu, Kader Haliou yang berusia 35 tahun mengatakan patriotisme bukan satu-satunya motivasi bagi mereka yang ingin membantu junta.
“Kebanyakan anak muda yang datang menganggur. Mendaftar adalah berkah bagi kami mengingat kemalasan dan minimnya pekerjaan,” ujarnya.
Kudeta dan sanksi internasional berikutnya telah memberikan tekanan ekstra pada ekonomi Niger yang kesulitan. Ini adalah salah satu negara terbelakang di dunia dengan lebih dari 40% populasinya hidup dalam kemiskinan ekstrem, menurut Bank Dunia.
Lihat Juga: Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap
"Mereka meminta pemuda untuk menanggapi kemungkinan serangan di tanah kami. Dan kami siap untuk serangan apa pun," kata blogger Tahirou Seydou Abdoul Nassirou.
"Hidupku, aku memberikan hidupku untuk negaraku," katanya, menyeka air mata dari matanya saat para pemuda lainnya mengangguk dan menyemangati kata-katanya.
Delegasi ECOWAS terbang ke Niamey untuk mengadakan pembicaraan dengan junta, menunjukkan bahwa upaya untuk menyelesaikan kebuntuan secara damai masih berlangsung.
Tingkat dukungan untuk junta di seluruh Niger sulit dinilai, tetapi ribuan orang menghadiri rapat umum sebelumnya di stadion pada 11 Agustus dan memuji janji para pemimpin kudeta untuk melawan blok tersebut.
Di stadion pada Sabtu, Kader Haliou yang berusia 35 tahun mengatakan patriotisme bukan satu-satunya motivasi bagi mereka yang ingin membantu junta.
“Kebanyakan anak muda yang datang menganggur. Mendaftar adalah berkah bagi kami mengingat kemalasan dan minimnya pekerjaan,” ujarnya.
Kudeta dan sanksi internasional berikutnya telah memberikan tekanan ekstra pada ekonomi Niger yang kesulitan. Ini adalah salah satu negara terbelakang di dunia dengan lebih dari 40% populasinya hidup dalam kemiskinan ekstrem, menurut Bank Dunia.
Lihat Juga: Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap
(ahm)