Italia: Membiarkan Muammar Gaddafi Dibunuh, Barat Bikin Kesalahan Besar

Kamis, 17 Agustus 2023 - 23:11 WIB
loading...
Italia: Membiarkan Muammar Gaddafi Dibunuh, Barat Bikin Kesalahan Besar
Muammar Gaddafi, pemimpin Libya yang digulingkan NATO lalu dibunuh pemberontak. Italia akui Barat lakukan kesalahan besar karena membiarkan Gaddafi dibunuh. Foto/REUTERS
A A A
TUSCANY - Pemerintah Italia mengakui kekuatan Barat telah melakukan kesalahan besar dengan membantu menggulingkan pemimpin Libya Muammar Gaddafi dalam operasi perubahan rezim 2011.

Pemerintah negara NATO itu juga mengakui bahwa membiarkan Gaddafi dibunuh oleh pemberontak setelah penggulingannya telah memicu kekacauan dan konflik selama bertahun-tahun di Libya.

Pengakuan kesalahan oleh Italia itu disampaikan Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Luar Negeri Antonio Tajani di sela-sela acara di Tuscany pada hari Rabu.

Tajani menggambarkan masalah Libya sejak Gaddafi digulingkan dan dibunuh, dengan mengatakan; "Dia tentu saja lebih baik daripada mereka yang datang kemudian."



“Membiarkan Gaddafi dibunuh adalah kesalahan yang sangat serius. Dia mungkin bukan juara demokrasi, tetapi begitu dia selesai, ketidakstabilan politik tiba di Libya dan Afrika,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (17/8/2023).

Diplomat tersebut mencatat bahwa Roma telah menepati kesepakatan dengan pemimpin yang menghalangi arus migrasi dan situasinya jauh lebih stabil.

Gaddafi dieksekusi secara brutal oleh kelompok pemberontak di tengah kampanye pengeboman NATO, yang dilakukan dengan dalih zona larangan terbang selama perang saudara Libya 2011.

Meskipun Washington dan sekutunya menggambarkan misi tersebut sebagai upaya "kemanusiaan" untuk mengakhiri serangan pemerintah Gaddafi terhadap warga sipil, sebuah penyelidikan oleh House of Commons Inggris kemudian menemukan bahwa "ancaman terhadap warga sipil terlalu dibesar-besarkan", dan bahwa kekuatan Barat telah mengabaikan unsur penting Islamis di kalangan militan anti-Gaddafi.

Setelah operasi pergantian rezim, Libya terpecah antara beberapa pemerintah yang bersaing, masing-masing mengeklaim legitimasi untuk memerintah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)