Israel Larang Warga Palestina Jual Kambing di Lembah Yordan
loading...
A
A
A
LEMBAH YORDAN - Menjelang Idul Adha, Israel menghalangi warga Palestina menjual domba atau kambing di Lembah Yordan.
Penggembala kambing Mahmoud Bsharat mengatakan pada Majalah Al Mujtama bahwa tindakan Israel ini puncak dari kampanye setahun penuh terhadap para peternak dan petani di Lembah Yordan.
Menurut Mahmoud, pasukan Israel mencegah para peternak menuju padang rumput dan penggembalaan, sehingga sangat mahal untuk merawat kambing-kambing itu.
Israel membatasi pergerakan para penggembala dengan alasan latihan militer di wilayah yang dinyatakan dekat zona militer tertutup. “Ini mempersulit hidup kami dan merusak ekonomi kami yang berdasarkan penggembalaan dan membesarkan binatang,” tutur Mahmoud.
Menurut Mahmoud, para penggembala menunggu sepanjang tahun hingga Idul Adha untuk menjual binatang ternak mereka dan menghasilkan uang untuk menutupi biaya tahunan mereka.
“Namun, kami terkejut oleh pembatasan yang diterapkan Israel untuk membawa kambing-kambing keluar dari Lembah Yordan,” ungkap dia.
Tentara Israel tak mengizinkan para penggembala membawa ternak mereka ke pasar di Tepi Barat dan tidak mengizinkan pembeli datang ke lokasi peternakan.
“Membeli kampung dari Lembah Yordan untuk kurban pun dianggap kejahatan,” kata dia. (Lihat Infografis: 5 Wilayah di DKI Jakarta Zona Tinggi Risiko Penyebaran Covid-19)
Para calon pembeli kambing sering ditahan dan kendaraan mereka disita oleh Israel. (Lihat Video: Penampakan Tawaf Ibadah Haji dalam Masa Pandemi di Masjidil Haram)
Mahmoud memiliki 35 kambing yang siap dijual saat ini tapi baru bisa menjual tiga ekor. Dia berharap dapat menjual lebih banyak dalam beberapa hari mendatang. (Baca Juga: Aparat Saudi Tangkap 244 Orang yang Coba Masuk Secara Ilegal ke Situs Suci)
Penggembala kambing Mahmoud Bsharat mengatakan pada Majalah Al Mujtama bahwa tindakan Israel ini puncak dari kampanye setahun penuh terhadap para peternak dan petani di Lembah Yordan.
Menurut Mahmoud, pasukan Israel mencegah para peternak menuju padang rumput dan penggembalaan, sehingga sangat mahal untuk merawat kambing-kambing itu.
Israel membatasi pergerakan para penggembala dengan alasan latihan militer di wilayah yang dinyatakan dekat zona militer tertutup. “Ini mempersulit hidup kami dan merusak ekonomi kami yang berdasarkan penggembalaan dan membesarkan binatang,” tutur Mahmoud.
Menurut Mahmoud, para penggembala menunggu sepanjang tahun hingga Idul Adha untuk menjual binatang ternak mereka dan menghasilkan uang untuk menutupi biaya tahunan mereka.
“Namun, kami terkejut oleh pembatasan yang diterapkan Israel untuk membawa kambing-kambing keluar dari Lembah Yordan,” ungkap dia.
Tentara Israel tak mengizinkan para penggembala membawa ternak mereka ke pasar di Tepi Barat dan tidak mengizinkan pembeli datang ke lokasi peternakan.
“Membeli kampung dari Lembah Yordan untuk kurban pun dianggap kejahatan,” kata dia. (Lihat Infografis: 5 Wilayah di DKI Jakarta Zona Tinggi Risiko Penyebaran Covid-19)
Para calon pembeli kambing sering ditahan dan kendaraan mereka disita oleh Israel. (Lihat Video: Penampakan Tawaf Ibadah Haji dalam Masa Pandemi di Masjidil Haram)
Mahmoud memiliki 35 kambing yang siap dijual saat ini tapi baru bisa menjual tiga ekor. Dia berharap dapat menjual lebih banyak dalam beberapa hari mendatang. (Baca Juga: Aparat Saudi Tangkap 244 Orang yang Coba Masuk Secara Ilegal ke Situs Suci)
(sya)