PM Anwar Ibrahim Tetap Berjaya pada Pemilu Negara Bagian, Apa Rahasianya?

Minggu, 13 Agustus 2023 - 22:30 WIB
loading...
PM Anwar Ibrahim Tetap...
Pemilu parlemen di 6 negara bagian di Malaysia menjadi referendum penting bagi pemerintahan PM Anwar Ibrahim. Foto/Reuters
A A A
KUALA LUMPUR - Pemilih di Malaysia telah mendukung status quo politik dalam pemilihan daerah yang penting. Itu memberikan koalisi berkuasa Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim, meskipun oposisi konservatif masing-masing mengendalikan tiga negara bagian.

Pemilihan parlemen pada Sabtu (12/8/2023) di enam dari 13 negara bagian Malaysia secara luas dilihat sebagai referendum kepemimpinan Anwar.

Data dari Komisi Pemilihan Umum menunjukkan aliansi multietnis Pakatan Harapan (PH) Anwar menang di tiga negara bagian yang dipegangnya sebelum pemungutan suara: Selangor dan Penang, yang merupakan negara terkaya, serta Negeri Sembilan.

Hasilnya juga menunjukkan aliansi Perikatan Nasional (PN) yang didukung PAS mempertahankan posisinya di jantung negara bagian Kedah, Kelantan, dan Terengganu utara.

Anwar menyambut baik hasil dan menyerukan persatuan.

“Ini keputusan rakyat. Kita harus menghormati keputusan ini,” kata Anwar dilansir Reuters.



“Pemerintah federal tetap kuat setelah jajak pendapat ini dan kami akan terus mempromosikan Malaysia yang makmur,” tambahnya.

Oposisi, bagaimanapun, menyebut hasil itu sebagai "kekalahan" bagi koalisi yang berkuasa.

Muhyiddin Yassin, yang memimpin PN, mencatat perolehan kuat oleh blok oposisi, termasuk di Selangor di mana ia meningkatkan porsi kursinya dari lima pada pemilihan sebelumnya menjadi 22 dan menyangkal mayoritas dua pertiga dari koalisi yang berkuasa.

Di Penang, kubu oposisi memenangkan 11 kursi, naik dari satu kursi pada pemungutan suara sebelumnya, dan di Negeri Sembilan, ia memenangkan lima kursi.

Muhyiddin menyebut hasilnya "sangat menggembirakan" dan mengatakan "pemilihan negara bagian adalah referendum oleh rakyat yang menolak pemerintah persatuan yang dipimpin oleh Pakatan Harapan".

Dia mengatakan Anwar dan wakilnya, Zahid Hamidi, harus mengundurkan diri untuk “bertanggung jawab atas kekalahan ini”.

Analis, sementara itu, mengatakan hasil tersebut mengangkat tekanan pada Anwar dan akan meningkatkan stabilitas pemerintahannya yang baru lahir.

Politisi berusia 76 tahun itu mulai menjabat pada November sebagai kepala pemerintahan persatuan setelah pemilihan umum menghasilkan parlemen gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Anwar telah memenangkan kursi terbanyak tetapi tidak mencapai mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Atas perintah raja, PH dan partai-partai saingan, termasuk mantan musuh, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang tercemar korupsi, bersatu untuk mengamankan mayoritas dua pertiga parlemen.



Namun para analis mengatakan aliansi longgar ini dianggap tidak stabil dan membutuhkan dukungan lebih kuat dari mayoritas Melayu.

Banyak orang Melayu memandang Anwar terlalu liberal dan takut identitas Islam dan hak istimewa ekonomi mereka di bawah program tindakan afirmatif yang telah berlangsung puluhan tahun dapat digerogoti. Orang Melayu merupakan lebih dari dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia.

Oh Ei Sun, seorang analis di Pacific Research Centre of Malaysia, mengatakan hasil pemilumerupakan kemenangan besar bagi Anwar setelah dia menggagalkan tantangan dari partai Islam PAS (Partai Islam se-Malaysia) yang kuat.

"Tapi Anwar harus tetap waspada,” kata Oh.

“Tidak ada jaminan bahwa pemerintahannya akan bertahan sampai pemilihan umum berikutnya.”

Mustafa Izzuddin, seorang analis politik dengan konsultan Solaris Strategies Singapore, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "dalam banyak hal merupakan pereda stres bagi Anwar untuk tidak dihadapkan pada perubahan politik besar yang dapat mengubah status quo".

Tetapi hasilnya juga mengecewakan karena “koalisinya tidak membuat terobosan yang signifikan”, kata Mustafa.

"Namun, Anwar memiliki lebih dari cukup waktu sebelum pemilihan umum 2027 untuk menopang dukungan termasuk tawar-menawar politik yang rumit yang mungkin perlu dilakukan dalam koalisi," tambahnya.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2425 seconds (0.1#10.140)