Dikudeta Militer, Nasib Presiden Niger Jadi Atensi Dunia Internasional

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 20:29 WIB
loading...
Dikudeta Militer, Nasib...
Nasib Presiden Niger Mohamed Bazoum jadi atensi dunia internasional setelah dikudeta militer. Foto/Bussinesday NG
A A A
BRUSSELS - Nasib Presiden Niger yang dikudeta militer, Mohamed Bazoum, menjadi perhatian dunia internassional. Sejumlah organisasi pun menyuarakan keprihatinannya.

Uni Eropa dan Uni Afrika bergabung dengan sejunlah organisasi lain dalam membunyikan peringatan terkait nasib Bazoum pada hari Jumat.

"Bazoum dan keluarganya, menurut informasi terbaru, tidak diberi makan, listrik, dan perawatan medis selama beberapa hari," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, seperti dikutip dari New Arab, Sabtu (12/8/2023).

Kepala HAM PBB Volker Turk mengatakan kondisi penahanan terhadap Bazoum bisa menjadi perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat, yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Sedangkan Uni Afrika mengatakan perlakuan seperti itu terhadap presiden yang terpilih secara demokratis tidak dapat diterima.



Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan bahwa komplotan kudeta harus menghadapi konsekuensi keras jika terjadi sesuatu pada Bazoum atau keluarganya.

Sementara diplomat tinggi Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dia "kecewa" dengan penolakan militer untuk membebaskan keluarga Bazoum sebagai demonstrasi niat baik.

Sebuah sumber yang dekat dengan Bazoum berkata: "Dia baik-baik saja, tapi kondisinya sangat sulit".

"Para pemimpin kudeta mengancam akan menyerangnya jika terjadi intervensi militer," tambah sumber itu.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan telah berbicara dengan Bazoum awal pekan ini. Pria berusia 63 tahun itu menggambarkan perlakuan terhadap dirinya, istrinya, dan putra mereka yang berusia 20 tahun sebagai tidak manusiawi dan kejam.



"Saya tidak diizinkan untuk menerima anggota keluarga saya (atau) teman-teman saya yang telah membawa makanan dan perbekalan lainnya kepada kami," kata kelompok tersebut mengutip ucapan Bazoum.

"Putra saya sakit, memiliki kondisi jantung yang serius, dan perlu ke dokter," katanya seperti dikutip. "Mereka menolak untuk membiarkan dia mendapatkan perawatan medis," sambungnya.

Di bawah tekanan untuk membendung serangkaian kudeta di antara para anggotanya, ECOWAS sebelumnya mengeluarkan ultimatum tujuh hari kepada para pemimpin kudeta untuk mengembalikan Bazoum ke tampuk kekuasaan.

Tetapi para jenderal Niger menentang tenggat waktu, yang berakhir pada hari Minggu tanpa ada tindakan yang diambil.

Para pemimpin kudeta sejak itu menunjuk pemerintahan baru, yang bertemu untuk pertama kalinya pada Jumat kemarin.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)