AS Ketakutan Pengaruh Rusia dan Wagner Menguat di Afrika, Terutama Niger
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak percaya Wagner Group atau pemimpinnya Evgeny Prigozhin terkait dengan kudeta militer di Niger, tetapi tetap khawatir negara Afrika itu dapat berada di bawah pengaruh Rusia.
Pengakuan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken.
Dalam wawancara dengan BBC pada Selasa (8/8/2023), dia mengakui AS sangat khawatir tentang Wagner yang "mungkin muncul" di beberapa bagian wilayah Sahel.
"Saya pikir apa yang terjadi, dan apa yang terus terjadi di Niger tidak dihasut oleh Rusia atau Wagner, tetapi... mereka mencoba memanfaatkannya," ujar Blinken.
Dia kemudian menuduh kelompok Wagner hanya membawa masalah ke mana pun mereka pergi. Dia mengklaim "ketidakamanan telah meningkat, bukan turun" di negara-negara yang dikunjunginya.
Pernyataan Blinken muncul setelah laporan media menyatakan pemerintah militer baru Niger telah mempertimbangkan mengundang kelompok Wagner ke negara itu untuk membantu melindungi kekuatan mereka dan menghalangi intervensi asing.
Para pemimpin kudeta saat ini menghadapi tenggat waktu yang semakin dekat untuk mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan ke tampuk kekuasaan atau menghadapi kemungkinan intervensi militer oleh negara-negara tetangga.
Penjabat Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland, kadang-kadang disebut sebagai tsar perubahan rezim Washington karena perannya dalam kudeta tahun 2014 di Ukraina, bahkan secara pribadi melakukan perjalanan untuk bertemu perwakilan pemerintah baru Niger untuk mencegah mereka berbaur dengan Wagner.
Presiden pro-AS Niger yang digulingkan, Bazoum, juga menyatakan keprihatinannya bahwa wilayah Sahel di Afrika barat dapat berada di bawah pengaruh Rusia melalui kelompok Wagner.
Sementara itu, Ketua Wagner Group Evgeny Prigozhin menegaskan kelompoknya hanya berjuang di sisi kebaikan, keadilan dan mereka yang ingin mempertahankan kedaulatan dan hak-hak rakyatnya.
Dia juga mencatat tingkat kecemasan Washington tentang kemungkinan bertemu dengan kelompoknya "memicu kegembiraan" dan mengundang pemerintah baru Niger untuk "hubungi kami".
Tidak jelas peran apa, jika ada, yang dimiliki atau akan dimainkan oleh Rusia atau Wagner dalam situasi di Niger, tetapi Moskow bersikeras mereka dengan tegas menentang intervensi asing di negara itu dan menyatakan harapan Niger akan dapat memulihkan "normalitas konstitusional."
Pengakuan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken.
Dalam wawancara dengan BBC pada Selasa (8/8/2023), dia mengakui AS sangat khawatir tentang Wagner yang "mungkin muncul" di beberapa bagian wilayah Sahel.
"Saya pikir apa yang terjadi, dan apa yang terus terjadi di Niger tidak dihasut oleh Rusia atau Wagner, tetapi... mereka mencoba memanfaatkannya," ujar Blinken.
Dia kemudian menuduh kelompok Wagner hanya membawa masalah ke mana pun mereka pergi. Dia mengklaim "ketidakamanan telah meningkat, bukan turun" di negara-negara yang dikunjunginya.
Pernyataan Blinken muncul setelah laporan media menyatakan pemerintah militer baru Niger telah mempertimbangkan mengundang kelompok Wagner ke negara itu untuk membantu melindungi kekuatan mereka dan menghalangi intervensi asing.
Para pemimpin kudeta saat ini menghadapi tenggat waktu yang semakin dekat untuk mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan ke tampuk kekuasaan atau menghadapi kemungkinan intervensi militer oleh negara-negara tetangga.
Penjabat Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland, kadang-kadang disebut sebagai tsar perubahan rezim Washington karena perannya dalam kudeta tahun 2014 di Ukraina, bahkan secara pribadi melakukan perjalanan untuk bertemu perwakilan pemerintah baru Niger untuk mencegah mereka berbaur dengan Wagner.
Presiden pro-AS Niger yang digulingkan, Bazoum, juga menyatakan keprihatinannya bahwa wilayah Sahel di Afrika barat dapat berada di bawah pengaruh Rusia melalui kelompok Wagner.
Sementara itu, Ketua Wagner Group Evgeny Prigozhin menegaskan kelompoknya hanya berjuang di sisi kebaikan, keadilan dan mereka yang ingin mempertahankan kedaulatan dan hak-hak rakyatnya.
Dia juga mencatat tingkat kecemasan Washington tentang kemungkinan bertemu dengan kelompoknya "memicu kegembiraan" dan mengundang pemerintah baru Niger untuk "hubungi kami".
Tidak jelas peran apa, jika ada, yang dimiliki atau akan dimainkan oleh Rusia atau Wagner dalam situasi di Niger, tetapi Moskow bersikeras mereka dengan tegas menentang intervensi asing di negara itu dan menyatakan harapan Niger akan dapat memulihkan "normalitas konstitusional."
(sya)