5 Fakta Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang Ditembak Mati

Jum'at, 11 Agustus 2023 - 04:33 WIB
loading...
5 Fakta Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang Ditembak Mati
Kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, ditembak mati. Foto/Reuters
A A A
QUITO - Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio, ditembak mati saat kampanye. Dia politikus anti-korupsi dan jurnalis investigasi yang tak kenal lelah.

Pembunuhan Villavicencio mengejutkan negara Amerika Selatan itu, di mana meningkatnya kekerasan terkait narkoba menjadi perhatian utama para pemilih, menyebabkan beberapa saingannya menunda kampanye.

Seorang tersangka dalam kejahatan tersebut kemudian meninggal karena luka yang dideritanya dalam baku tembak dan enam lainnya sejauh ini telah ditangkap.

Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan, kejahatan tersebut jelas merupakan upaya untuk menyabotase pemilu, tetapi pemungutan suara akan berjalan sesuai rencana pada 20 Agustus, meskipun di tengah keadaan darurat nasional dengan militer dikerahkan untuk menjamin keamanan.

Partai Villavicencio, Movimiento Construye, pada hari Kamis menolak apa yang dikatakannya sebagai "penggunaan politik" atas kematiannya dan menyerukan penyelidikan cepat.

Berikut adalah 5 fakta kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang ditembak mati.

1. Melawan Mafia Politik

Seorang anggota parlemen berusia 59 tahun di Majelis Nasional, dia blak-blakan tentang korupsi dan kekerasan yang disebabkan oleh perdagangan narkoba di negara itu, mengatakan kepada CNN En Español pada bulan Mei bahwa Ekuador telah menjadi “negara narco” saat dia mengusulkan untuk memimpin sebuah melawan apa yang disebutnya sebagai “mafia politik”.

Deklarasi ini, pekerjaan sebelumnya, dan janji politik masa depan membuatnya menjadi banyak musuh yang kuat. Villavicencio sebelumnya mengatakan telah menerima ancaman pembunuhan dari kelompok kriminal.

Kampanye Villavicencio menjanjikan tindakan keras terhadap kejahatan dan korupsi di tengah eskalasi kekerasan mematikan yang melanda Ekuador dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, ia telah lama dikenal karena upaya antikorupsinya.


2. Sejak Muda Sudah Berjuang Melawan Korupsi

Di usianya yang baru 18 tahun, dia memulai sebuah surat kabar bernama Prensa Obrera (Pers Pekerja), dan dia bekerja untuk perusahaan minyak negara EP Petroecuador.

Kemudian, dia akan mengungkap skandal korupsi di industri minyak Ekuador yang sedang booming, dan juga mendorong penyelidikan atas insiden di mana tentara menewaskan sedikitnya lima orang saat membebaskan Presiden Rafael Correa dari situasi penyanderaan pada tahun 2010.

Correa mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Villavicencio, dan akibatnya dia dihukum 18 bulan penjara.

Villavicencio melarikan diri untuk menghindari penahanan, dan memberikan wawancara kepada Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada tahun 2014.

“Presiden ingin saya berlutut dan meminta maaf,” katanya kepada CPJ. "Tapi aku tidak akan pernah melakukan itu."

Villavicencio kemudian meminta suaka di Peru mengutip "penganiayaan politik" dari pemerintah Correa

3. Berani Melawan Kartel Narkoba

Pada hari Rabu, Movimiento Construye, koalisi politik yang dicalonkan Villavicencio, mengeluarkan pernyataan yang memujinya sebagai "pejuang tak kenal lelah" di Facebook.

“Fernando Villavicencio dengan berani menghadapi kejahatan terorganisir dan dia tidak takut untuk mengkritik hubungannya dengan politik,” bunyi pernyataan itu.


4. Mendirikan Banyak Media

Villaviciencio lahir di AlausĂ­, Ekuador tengah, pada 11 Oktober 1963. Dia telah menulis sejumlah buku yang menyelidiki korupsi di Ekuador, serta membangun media seperti LaFuente.ec, MilHojas.is dan periodismodeinvestigaciĂłn.com.

Karier politiknya dimulai pada 2009, ketika ia bekerja sebagai penasihat anggota parlemen Cléver Jiménez. Pada tahun 2021 dia sendiri terpilih menjadi anggota majelis nasional, menjabat hingga Mei tahun ini, ketika majelis tersebut dibubarkan menjelang pemilihan yang masih dijadwalkan berlangsung pada 20 Agustus.

5. Bukan Kandidat Presiden yang Diunggulkan

Villavicencio, menikah dan memiliki lima anak, adalah salah satu dari delapan kandidat pada putaran pertama pemilihan. Meskipun dia bukan calon terdepan dan memberikan suara di tengah-tengah kelompok.

Dia bukan politisi pertama yang dibunuh. Bulan lalu, walikota kota Manta ditembak mati, sedangkan pada bulan Februari, seorang calon walikota di kota Puerto LĂłpez tewas.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)