Nasihati Wanita Hamil untuk Memijat Suami, Kota di Jepang Minta Maaf

Jum'at, 28 Juli 2023 - 17:15 WIB
loading...
A A A
Masih menurut laporan yang sama, sementara jumlah perempuan dalam angkatan kerja telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mereka hanya mencapai 12,9% dari posisi senior atau manajerial – dibandingkan dengan 41% di Amerika Serikat dan 43% di Swedia.

Sementara itu, masalah struktural masih menghalangi banyak pekerja laki-laki dan perempuan untuk menyeimbangkan karir dengan kehidupan keluarga, dengan ibu yang sering mengorbankan pekerjaannya untuk mengasuh anak.

Bahkan mereka yang kembali bekerja mungkin menghadapi upah yang lebih rendah atau terjebak di jenjang karier, kata para ahli. Pihak berwenang telah mencoba mendorong para ayah untuk mengambil peran lebih aktif dalam pengasuhan anak – tetapi para ahli mengatakan banyak pria terlalu takut untuk mengambil cuti melahirkan karena potensi dampak dari pemberi kerja.

Semua ini telah berkontribusi pada penurunan tingkat kelahiran di negara tersebut, dengan pihak berwenang sejauh ini gagal mendorong pasangan muda untuk memiliki lebih banyak anak – meskipun telah meluncurkan banyak inisiatif selama bertahun-tahun yang bertujuan untuk meningkatkan kelahiran, seperti memperluas layanan pengasuhan anak dan beberapa kota menawarkan intensif untuk kelahiran.

Masalahnya sangat buruk sehingga Perdana Menteri Fumio Kishida memperingatkan tahun ini bahwa Jepang di ambang tidak mampu mempertahankan fungsi sosial.

Pada tahun 2022, Jepang mencatat kurang dari 800.000 kelahiran untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada tahun 1899.

(ian)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1284 seconds (0.1#10.140)