Tragedi Nuklir Tokaimura, Peristiwa yang Ciptakan Manusia Paling Radioaktif di Dunia
loading...
A
A
A
TOKYO - Tragedi nuklir Tokaimura menjadi salah satu insiden terburuk yang pernah melanda Jepang. Kejadian ini bahkan membuat salah satu korbannya menjadi manusia paling radioaktif di dunia.
Tokaimura merupakan salah satu desa yang terletak di bagian pesisir timur Jepang, tepatnya di prefektur Ibaraki. Lokasi ini telah menjadi salah satu tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejak tahun 1956.
Dilansir dari laman IFL Science, tragedi mengerikan ini terjadi pada 30 September 1999, ketika reaksi berantai tidak terkendali yang dipicu oleh bahan radioaktif.
Meskipun tragedi nuklir Tokaimura ini tidak disertai ledakan, namun selama 20 jam usai peristiwa tersebut, terdapat sekitar 49 orang di dalam pabrik terpapar radiasi berbahaya.
Kecelakaan itu terjadi di pabrik persiapan bahan bakar kecil di Prefektur Ibaraki yang memasok penelitian khusus dan reaktor eksperimental, yang dioperasikan oleh JCO (sebelumnya Japan Nuclear Fuel Conversion Co).
Dari kabar yang beredar, diketahui bahwa JCO tidak menerapkan aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah Jepang terkait prosedur keamanan dan langkah-langkah mengolah uranium menjadi reaktor.
Lebih parahnya, JCO juga tidak menetapkan kualifikasi khusus bagi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, sehingga pekerja yang punya pengetahuan tentang nuklir sangatlah minim.
Akhirnya, tiga orang pekerja yakni Hisashi Ouchi, Masato Shinohara, dan supervisor mereka, Yutaka Yokokawa, melakukan eksperimen berbahaya dengan memasukkan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan SOP aturan keamanan.
Mereka menambah jumlah takaran uranium dioksida dalam campuran reaktor nuklir demi cepat menyelesaikan pekerjaan.
Tokaimura merupakan salah satu desa yang terletak di bagian pesisir timur Jepang, tepatnya di prefektur Ibaraki. Lokasi ini telah menjadi salah satu tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejak tahun 1956.
Dilansir dari laman IFL Science, tragedi mengerikan ini terjadi pada 30 September 1999, ketika reaksi berantai tidak terkendali yang dipicu oleh bahan radioaktif.
Meskipun tragedi nuklir Tokaimura ini tidak disertai ledakan, namun selama 20 jam usai peristiwa tersebut, terdapat sekitar 49 orang di dalam pabrik terpapar radiasi berbahaya.
Kecelakaan itu terjadi di pabrik persiapan bahan bakar kecil di Prefektur Ibaraki yang memasok penelitian khusus dan reaktor eksperimental, yang dioperasikan oleh JCO (sebelumnya Japan Nuclear Fuel Conversion Co).
Dari kabar yang beredar, diketahui bahwa JCO tidak menerapkan aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah Jepang terkait prosedur keamanan dan langkah-langkah mengolah uranium menjadi reaktor.
Lebih parahnya, JCO juga tidak menetapkan kualifikasi khusus bagi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, sehingga pekerja yang punya pengetahuan tentang nuklir sangatlah minim.
Akhirnya, tiga orang pekerja yakni Hisashi Ouchi, Masato Shinohara, dan supervisor mereka, Yutaka Yokokawa, melakukan eksperimen berbahaya dengan memasukkan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan SOP aturan keamanan.
Mereka menambah jumlah takaran uranium dioksida dalam campuran reaktor nuklir demi cepat menyelesaikan pekerjaan.