Menteri Keamanan Nasional Israel Pimpin Ribuan Warga Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa

Jum'at, 28 Juli 2023 - 01:15 WIB
loading...
Menteri Keamanan Nasional Israel Pimpin Ribuan Warga Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dikenal sangat ingin menguasai Masjid Al-Aqsa. Foto/Reuters
A A A
JERUSALEM - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali memimpin ribuan pendukung ultranasionalis ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Insiden itu dikecam oleh negara-negara Muslim karena melanggar kesepakatan internasional.

Masuknya menteri yang provokatif ke tempat suci pada hari Kamis terjadi ketika orang Yahudi merayakan Tisha B'Av, hari puasa untuk berkabung atas kehancuran dua kuil kuno Yahudi.

“Tempat ini penting bagi kami dan kami harus kembali ke sana dan membuktikan kedaulatan kami,” kata Ben-Gvir saat memimpin kelompok itu, seraya menambahkan bahwa “persatuan bangsa Israel itu penting”, dilansir Al Jazeera.

Ben-Gvir secara konsisten membuat pernyataan anti-Palestina dan merupakan mantan pemimpin pemuda dari kelompok yang sekarang dilarang yang dinyatakan Israel sebagai organisasi "teroris".



Kunjungan tersebut dilakukan ketika beberapa kelompok Yahudi Israel garis keras mempromosikan penghancuran kompleks Masjid Al-Aqsa – salah satu situs tersuci dalam Islam dan simbol nasional Palestina – dan pembangunan kuil Yahudi ketiga sebagai gantinya.

Sementara Yahudi ultraortodoks, bersama dengan Kepala Rabbi Israel, bahkan secara tegas melarang masuknya orang Yahudi ke kompleks itu karena alasan agama. Namun, kelompok nasionalis dan Zionis seperti Ben-Gvir telah mendorong upaya untuk menguasai Masjid Al-Aqsa dalam beberapa tahun terakhir.

"Situasi di kompleks tersebut sangat tegang,” kata Laura Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari salah satu pintu masuk ke kompleks tersebut.



Setidaknya 1.700 orang Yahudi telah memasuki situs tersebut di bawah perlindungan polisi. Satu orang telah ditangkap dan beberapa argumen telah pecah.

Orang Yahudi dilarang berdoa di situs tersebut sebagai bagian dari perjanjian status quo yang sudah berlangsung lama. Namun, banyak dari mereka yang masuk pada hari Kamis terlihat berdoa dan bernyanyi, sementara beberapa jamaah Muslim Palestina yang mencoba masuk ditolak.

Di masa lalu, ketegangan pecah di Tisha B'Av, yang dianggap sebagai hari libur paling menyedihkan bagi orang Yahudi, tetapi tahun ini sejauh ini belum ada peningkatan besar.

Kunjungan orang-orang Yahudi garis keras, banyak dari mereka pemukim, pada tahun lalu untuk menentang larangan sholat telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Kompleks tersebut telah dikelola di bawah wakaf yang didanai Yordania, atau sumbangan keagamaan, selama ratusan tahun.

Yordania mengutuk tindakan Ben-Gvir, memperingatkan konsekuensi berbahaya mereka. “Langkah seorang menteri Israel untuk menyerbu Masjid Suci Al-Aqsa dan melanggar kesuciannya serta praktik ekstremis (Yahudi) adalah tindakan provokatif dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional,” kata Sinan al-Majli, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yordania.

Selama kunjungan Ben-Givr sebelumnya pada bulan Mei, menteri membuat komentar yang menghasut, mengatakan bahwa orang Israel mengendalikan seluruh Yerusalem. Padahal, kompleks masjid itu terletak di tanah yang dianggap diduduki berdasarkan hukum internasional.

Masjid Al-Aqsa ini sering menjadi titik awal kekerasan. Pada bulan April, pasukan Israel menggerebek masjid saat jamaah berdoa selama bulan Ramadan, menembakkan gas air mata dan memukuli warga Palestina dengan granat kejut dan pentungan.

Pasukan Israel menangkap dan memindahkan lebih dari 400 orang selama serangan itu, meskipun ada seruan global untuk meredakan ketegangan.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1793 seconds (0.1#10.140)