Zelensky Gunakan Darurat Militer untuk Hindari Pemilu
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (26/7/2023) mengusulkan memperpanjang keadaan darurat. Langkah ini secara efektif membatalkan pemilu parlemen yang dijadwalkan pada Oktober.
Zelensky mengumumkan darurat militer pada 24 Februari 2022, dan telah memperpanjangnya sejak saat itu.
Perpanjangan 90 hari terakhir diumumkan pada 20 Mei, dan akan berakhir pada 18 Agustus.
Jika Verkhovna Rada menyetujui permintaan terbaru Zelensky, keadaan darurat ini akan diperpanjang hingga 15 November.
Undang-undang Ukraina menyerukan pemilu parlemen paling lambat 29 Oktober, dengan musim kampanye 60 hari dimulai pada 28 Agustus.
Namun, undang-undang itu juga melarang kampanye dan pemungutan suara selama darurat militer.
Perpanjangan lain akan memotong musim kampanye untuk pemilu presiden, yang saat ini dijadwalkan pada Maret 2024.
“Jika kita memiliki darurat militer, kita tidak dapat mengadakan pemilu. Konstitusi melarang pemilihan apa pun selama darurat militer,” ujar Zelensky mengumumkan pada Mei.
Bulan berikutnya, dia mengatakan kepada BBC bahwa, "Pemilu harus dilakukan di masa damai, ketika tidak ada pertempuran."
Zelensky mengumumkan darurat militer pada 24 Februari 2022, dan telah memperpanjangnya sejak saat itu.
Perpanjangan 90 hari terakhir diumumkan pada 20 Mei, dan akan berakhir pada 18 Agustus.
Jika Verkhovna Rada menyetujui permintaan terbaru Zelensky, keadaan darurat ini akan diperpanjang hingga 15 November.
Undang-undang Ukraina menyerukan pemilu parlemen paling lambat 29 Oktober, dengan musim kampanye 60 hari dimulai pada 28 Agustus.
Namun, undang-undang itu juga melarang kampanye dan pemungutan suara selama darurat militer.
Perpanjangan lain akan memotong musim kampanye untuk pemilu presiden, yang saat ini dijadwalkan pada Maret 2024.
“Jika kita memiliki darurat militer, kita tidak dapat mengadakan pemilu. Konstitusi melarang pemilihan apa pun selama darurat militer,” ujar Zelensky mengumumkan pada Mei.
Bulan berikutnya, dia mengatakan kepada BBC bahwa, "Pemilu harus dilakukan di masa damai, ketika tidak ada pertempuran."