PBB: Banyak yang Mungkin Mati setelah Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Berakhir

Minggu, 23 Juli 2023 - 05:15 WIB
loading...
PBB: Banyak yang Mungkin Mati setelah Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Berakhir
Pemandangan udara dari kapal kargo kering berbendera Sierra Leone Razoni membawa muatan 26.527 ton jagung, berangkat dari pelabuhan Odessa tiba di pintu masuk Laut Hitam Selat Bosphorus, di Istanbul, Turki. Foto/Lokman Akkaya/Anadolu Agency
A A A
NEW YORK - Lonjakan harga biji-bijian sejak Rusia keluar dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam yang aman "berpotensi mengancam kelaparan dan lebih buruk bagi jutaan orang."

Kepala Bantuan PBB kepada Dewan Keamanan Martin Griffiths memperingatkan hal itu pada Jumat (21/7/2023), dilansir Reuters.

"Beberapa akan lapar, beberapa akan kelaparan, banyak yang mungkin mati sebagai akibat dari keputusan ini," ujar Martin Griffiths kepada 15 anggota Dewan.

Dia menambahkan sekitar 362 juta orang di 69 negara membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada Senin, mengatakan permintaan untuk meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya sendiri belum terpenuhi, dan biji-bijian Ukraina tidak cukup untuk mencapai negara-negara termiskin.

Gandum berjangka Amerika Serikat (AS) di Chicago naik lebih dari 6% pekan ini dan, pada Rabu, mengalami kenaikan harian terbesar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.



Mereka memangkas sebagian dari kenaikan tersebut pada Jumat, sebagian, karena harapan Rusia dapat melanjutkan pembicaraan tentang kesepakatan.

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam ditengahi setahun lalu oleh PBB dan Turki untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia. Ukraina dan Rusia sama-sama pengekspor biji-bijian terkemuka di dunia.

PBB telah lama berpendapat kesepakatan Laut Hitam adalah operasi komersial dan menguntungkan negara-negara miskin dengan membantu menurunkan harga pangan lebih dari 23% secara global sejak Maret tahun lalu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1182 seconds (0.1#10.140)