PBB: Banyak yang Mungkin Mati setelah Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Berakhir

Minggu, 23 Juli 2023 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi Barat, tetapi Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menjadi penghalang pengiriman.

"Mereka ingin Anda percaya bahwa sanksi telah memblokir ekspor mereka. Itu tidak mungkin jauh dari kebenaran," ujar Thomas-Greenfield. "Rusia hanya menggunakan Laut Hitam sebagai pemerasan ... itu menyandera umat manusia."

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan Moskow tidak keberatan dengan kesepakatan Laut Hitam, “terutama mengingat signifikansinya bagi pasar pangan global bagi banyak negara” dan siap untuk kembali jika daftar tuntutannya dipenuhi.

Dia mengatakan Rusia telah memanen 156 juta ton biji-bijian selama setahun terakhir, dan mengekspor 60 juta ton.

Namun dia mengeluh Rusia beroperasi dengan kerugian karena harga biji-bijian yang lebih rendah dan biaya yang lebih tinggi untuk kargo, transaksi luar negeri, impor mesin produksi pertanian dan suku cadang.

Tuntutan utama Moskow adalah penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia, Rosselkhozbank, ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Itu dipotong oleh Uni Eropa pada Juni 2022.

Sebelum Rusia menarik diri dari kesepakatan Laut Hitam pada Senin, PBB telah "memperantarai proposal konkret" dengan Komisi Eropa untuk menghubungkan anak perusahaan Rosselkhozbank dengan SWIFT.

"Kami tetap terbuka untuk mengeksplorasi solusi dengan PBB yang akan berkontribusi pada dimulainya kembali kesepakatan biji-bijian," papar utusan UE untuk PBB, Olof Skoog kepada Dewan.
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1041 seconds (0.1#10.140)